Playlist_song by :
BTS - Epilouge : Young ForeverHappy Reading !!!
• • •
Ditengah ruangan serba putih, mata yang tertutup itu bergerak liar. Seolah ingin terbuka dan kembali menatap dunia.
Ingatan masuk, menusuk dalam benak gadis itu. Membuat mata itu tertahan.
Ingatan akan kejadian mengerikan yang menimpanya, baik ditoilet maupun diruangan manapun.
Dimana kebanyakan orang mengatakan itu adalah kasus bullying.
Yeahh,, dirinya dikunci bahkan dipukuli oleh murid yang juga berseragam sama sepertinya. Bukan dua,, melainkan empat perempuan dan dua laki-laki.
Srett!!
Tanpa sadar, ingatan itu membuat jemari yang sembunyi dibalik selimut. Mengepal kuat.
Hingga lintasan kejadian terakhir, dimana tepat sebelum kecelakaan. Dirinya, ah bukan. Tapi pemilik tubuh itu dikunci didalam bilik toilet dan disiram dari atas dengan air bekas pell an.
Lalu, semua buku serta novel yang ada ditangannya juga dimasukan kedalam wastafle hingga terguyur basah. Dan disobek didepan matanya.
Tamparan demi tamparan dan jambakan pada rambutnya, sudah membuatnya masuk dititik terlelah. Terlebih memar sebelumnya juga belum sembuh, kini malah tertutup dengan luka baru.
Hahh,, hahh!!
Deru nafas yang tidak bisa disembunyikan akan rasa amarah. Hingga,,
HAHH!!
Nafas yang menderu keras bersamaan mata abu-abu itu terbuka lebar.
Srakk!
Tanpa peduli tangannya yang tengah diinfus, tubuh gadis itu langsung terduduk tergesa.
"Fuck!" Kalimat pertama yang terucap dari bibir keringnya.
Alih-alih haus atau menekan bell darurat memanggil perawat, malah makian yang keluar. Menelan ludah gelisah, dengan pancaran mata yang terlihat berbeda.
Bersamaan dengan kesadaran gadis itu hadir dan menatap sekeliling. Tapi seolah tidak bersalah, bahkan bisa dikatakan tidak merasakan rasa sakit sedikit pun.
Srakk,,
Kaki itu melangkah turun dari ranjang, dan berjalan mendekat kearah nakas. Meraih gelas berisi air putih dan meminumnya habis. Lalu,
Tak!!
Dengan rasa lega, jemari ramping itu meletakan kasar gelas tersebut. Sebelum kembali berbalik dan mengedarkan pandangan, menatap sekeliling. Hingga paham dirinya tengah berada diruang rawat sebuah Rumah Sakit.
Mematap cukup lama jarum infus yang melekat dipunggung tangannya.
Srakk!
Mencabut paksa infus tersebut, gadis tersebut berjalan mendekat kearah sofa dimana terlihat tas dan pakaiannya tergeletak rapi.
Meraih Coat miliknya dan memakainya, dengan menggenggam tas punggung. Tanpa melepas pakaian rawatnya. Gadis tersebut berjalan menuju pintu kamar, hingga terhenti tepat didepan sebuah cermin full body yang terdapat disudut ruangan.
Mata abu-abu itu menatap lurus dan datar kearah pantulan tubuhnya. Lebih tepatnya wajahnya, hingga senyum miring terpatri diwajahnya.
'Amberly Bree Jonathan, huh?? Nama yang cantik.' batin gadis tersebut sekaligus pemilik nama lengkap Amberly.
Cklekk!
Bersamaan dengan itu, seorang perawat masuk dan terdiam mematung diambang pintu akibat terkejut.
Bugh!
Mengabaikan itu, dengan sengaja pemilik tubuh Amberly berjalan keluar dan menabrakan bahunya pada bahu si perawat hingga hampir membuat si perawat terjungkal kebelakang.
Meraih dompetnya, berjalan menuju meja adiministrasi. Tanpa memedulikan tatapan orang-orang yang mungkin sebagian merasa kasihan.
Pemilik tubuh Amberly melakukan pembayaran sendiri hingga lunas, terlebih tidak menyangka jika didalam dompetnya terdapat Black Card yang sangat akrab baginya.
Setelah selesai, dengan langkah santai dirinya berjalan melangkah keluar dari area rumah sakit.
Menuju terminal dengan mencoba mengaktifkan ponselnya yang mati total. Dan berakhir sia-sia.
Pemilik nama Amberly itu, menaiki taksi dan memberitahukan alamatnya.
Hingga akhirnya sampai. Kini dirinya tengah berdiri dengan raut wajah tak terbaca, menatap datar gerbang yang menjulang tinggi didepannya. Dimana perlahan gerbang tersebut terbuka lebar, memberi jalan akan kedatangannya.
Tapp!
Tap,
Tapp!!Kaki yang hanya berbalut sandal rumah sakit itu, dengan langkah tegas dan dagu terangkat tegap. Berjalan memasuki gerbang, yang sontak membuat semua satpam dan penjaga langsung menundukan kepala hormat kearahnya.
"Bodoh!" Gumamnya memaki.
Membuat para satpam dan penjaga yang dengar, saling melirik bingung.
Sedang yang bergumam, hanya tersenyum miring dengan tetap melanjutkan langkahnya.
Dimana makiannya itu ia tunjukan bukan pada mereka. Melainkan pada tubuhnya, atau lebih tepatnya pemilik tubuhnya.
Merasa bodoh pada pemilik tubuh aslinya, karena membiarkan tubuh dan jiwanya menderita.
Sangat berbading terbalik dengan kehidupannya.
Cklekk!
Hal yang sama kembali terjadi. Saat pintu utama rumah besar dan mewah terbuka. Semua pelayan yang sedang berlalu lalang mengerjakan tugas masing-masing, langsung menunduk hormat ketika melihat kedatangannya.
Masih dalam diam, tanpa bertanya meski tempat itu terasa asing. Kaki itu melangkah dengan sendirinya, berjalan mengenali arah kekamarnya.
Mengabaikan raut terkejut para pelayan yang didiamkan tanpa ada keceriaan dan terlebih setelah dua hari tidak kembali, tiba-tiba kembali dengan tubuh berbalut pakaian rumah sakit.
Brakh!
Klek!Masuk dan langsung mengunci pintu, Amberly bergegas menuju kamar mandi.
Masih tetap dalam keterdiaman, dengan setelah menanggalkan seluruh pakaian ditubuhnya. Mata abu-abu itu menatap nanar semua luka memar baik yang sudah lama atau yang masih baru ditubuhnya.
"Ck! Beraninya aku diberi tubuh penuh luka seperti ini. Buat kalian yang sudah melukai tubuh ini, kita lihat sebarapa kuat kalian merasakan luka yang sama." Ucap bibir itu tajam, dengan mata menatap tajam pantulannya dicermin wastafle.
Srett!!
Bersamaan dengan jemarinya bergerak mencengkram erat pinggiran wastafle. Hingga urat buku tangannya terlihat jelas, menonjol.
Tidak sabar berbalik memberikan luka yang sama pada 'mereka'.
• • •
Voment
KAMU SEDANG MEMBACA
She Is? Me!!! ✓ [On Going]
AcciónNote : WARNING !!! Anak Kecil Dilarang Membaca. Cerita mengandung adegan Dewasa & Kekerasan. Tidak dianjurkan untuk dibawah umur. • • • Book 1 : She Is? Me!!! Genre : Harem, Fantasy, Romance, Action (18+ ,,, 21+) ~ Jika kebanyakan cerita Transmigra...