BAB 73

331 28 1
                                    

Playlist_song by :
Indila - Love Story

Happy Reading !!!

• • •

Dering bel kelas telah usai sudah hampir setengah jam yang lalu.

Tapi Amberly yang ditemani Devy dan Celine masih setia menunggu ditepi jalan, menunggu jemputan.

"Kau yakin masih ingin menunggu Bodyguard mu itu?" Tanya Devy lesu.

"Hm, kalian pulanglah. Bukan aku tidak mau diantar, tapi aku takut Ayah ku sudah di rumah. Dan Robbin satu-satunya yang bisa menyelamatku dari masalah itu." Jawab Amberly memberi tahu.

"Baiklah, kalau begitu kami pulang dulu. Kau hati-hati, jalanan sudah sepi. Tapi ku dengar Senior Xillian masih disekolah. Jika masih belum di jemput pulang saja bersamanya. Dia pasti bisa membantu mu juga." Balas Celine memberi saran.

"Hm, aku mengerti." Sahut Amberly mengangguk setuju.

Setelahnya dengan lambaian sesaat, mobil Devy melaju menjauh meninggalkannya seorang diri.

Malas berdiri lebih lama, kaki Amberly dia bawa menuju halte bis didepannya itu. Dan duduk tenang disana. Bukan tidak menghubungi. Tapi demi apapun, dia sudah menghubungi Robbin sejak tadi. Baik via pesan atau panggilan. Tidak ada satupun tanggapan. Benar-benar defenisi diabaikan.

"Apa dia marah?" Gumam Amberly menatap layar ponselnya.

Yang tidak diketahui siapapun, jika walpaper layar ponselnya menampilkan full screen wajah Zedd. Pria yang akan selalu manja padanya. Meski begitu, ada alasan kenapa dia menyukai hubungan 'transparan' ini seolah bagai hayalan.

Bagaimana tidak, dia tetap tenang bermain menyerahkan tubuhnya pada para lelaki. Meski hanya cenderung antara Zedd dan Xillian. Tetap saja itu tidak menutup fakta dia pernah terlibat adegan panas dengan Xavier, sepupunya serta ciuman Robbin di Club. Belum, lagi dia pernah hampir. Ingat hanya hampir, jatuh terbuai pada sentuhan mantan Ayah Tiri nya.

Tinn!
Suara klakson mobil membuat Amberly tersadar dan mematikan layar ponselnya.

Dahinya berkerut saat bukan mobil Robbin yang didepannya. Melain mobil sport dengan warna hitam, perlahan terbuka bagian atapnya.

"Xavier!" Gumam Amberly membelalakan mata terkejut mendapati si pengemudi adalah sepupunya.

"Hi, lama tidak bertemu." Sapa Xavier tersenyum tipis.

Dengan tanpa turun dan hanya mengulurkan tangannya kesamping. Xavier membukakan pintu penumpang dari dalam. Yang mana mobil tersebut memang hanya memiliki dua kapasitas kursi.

"Masuklah." Ucap Xavier tenang.

Sedikit menimbang keraguan. Berpikir sejenak, Amberly akhirnya pasrah dan setuju. Bergegas masuk kedalam mobil sepupunya itu.

VROMMM_
Tidak lama mobil dengan suara mesin halus itu melaju dibawah langit sejuk sore hari.

Tanpa tahu, jika sebuah mobil baru saja keluar dari gerbang dan berhenti menyaksikan semuanya.

Dimana pemiliknya tidak lain adalah Xillian. Tanpa bisa menahan gurat wajah ketidak sukaan, jemarinya mencengkram erat setir kemudi dan memutar cepat berbalik arah. Niatnya yang ingin mengantar Amberly dia urungkan.

* * *

Manssion Roger's.

Vromm_
Setelah memakan beberapa waktu dijalan ibu kota. Mobil dengan mesin halus itu memasuki basement Manssion.

She Is? Me!!! ✓ [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang