Oya, malam ini Bali lagi fullmoon, aku suka lihat benda-benda langit gitu daripada ig. Hhha.
Maaf ya kawan3x kalau akhir-akhir ini saya jarang berkunjung, izinkan saya menyampaikan sebuah alasan, hha, dari kemarin tuh aku jalan dari satu tempat ke tempat lain,dikarenakan tugas ospek gitu2, jadinya lelah. He
Sepulang sekolah adalah jadwal ekstrakulikuler Basket, jadi hari ini Jo masih menyempatkan waktunya untuk berlatih, laki-laki itu berjalan menuju kamar mandi untuk berganti pakaian dengan baju kaus basket dan sepatu olahraga. Selesai berganti pakaian, Jo berkaca sebentar di westafel untuk merapikan rambutnya.
"Jo, lihat Abul ?" Jo menoleh begitu seseorang memanggil namanya, dilihatnya siapa yang baru saja muncul di pintu kamar mandi. Vanda, bersama dengan Enur. Alis Jo terangkat bingung."..i-iya, eh nggak. Kenapa ?"
Jo memperhatikan Vanda dari ujung kaki sampai ujung rambut.
"Serius? Ya udah." Sahutnya cuek lalu berbalik dan pergi.
Sial, naha sih Abul wae. Jo membatin dalam hati, diam-diam masih memperhatikan Vanda selama ini setelah kejadian hantam beberapa hari lalu.
Manis, sih, lucu juga. Pikir Jo saat melihat Vanda berbalik pergi.
Sikap Vanda yang tiba-tiba muncul terkadang membuat Jo tersenyum sendiri.Seputar Abul yang kini mengejar siswi pertukaran pelajar tersebut memang sudah biasa di kalangan kelas sebelas dan saja tentu saja berita tersebut juga terdengar ke telinga Dewi, ditambah Dewi memang melihat sendiri waktu Abul menemani siswi itu di toko buku.
Perasaan Vanda makin tidak enak, ada sesuatu yang berubah dari Abul. Pikirnya.
~
Bel berbunyi, tanda pelajaran telah berakhir.
"Aih kamu! Siapa yang nyuruh ninggalin Dewi kayak gitu BBM? " Vanda maju selangkah, semakin memblokir jalan Abul untuk keluar dari kelas. Hari ini Dewi tak masuk, entah apa alasannya.
Abul memperhatikan Vanda dengan tatapan menyelidik.
"Urang nggak mau kamu sama Dewi berantem cuma gara-gara urang." Vanda tertegun.
"Maaf, Bul. Tapi aku nggak maksud ganggu kalian berdua apalagi ikut campur, atau buat cari perhatian kamu atau dekat-dekat kamu, aku cuma nggak enak sama Dewi. Nanti dia nganggap kamu nggak bener."
" Kamu peduli sama urang?" Abul mengangkat alisnya.
Saat situasi mulai hening, seseorang muncul dari arah belakang. Otomatis mereka berdua melirik ke sumber langkah kaki dan melihat Dinar muncul.
"Ini lagi di acara katakan cinta?" tanyanya kemudian melirik Abul yang sangat dekat jaraknya dengan Vanda.
"Yah, maneh lagi, maneh lagi."
"Charger laptop aing ketinggalan." kemudian Dinar menatap Vanda yang raut wajahnya terlihat bingung.
"Tadi ditanyain Jo, Van. Jangan nyamperin kalau cuma buat nanyain cowok lain, ceunah."
"Nanyain urang ya, Van?" tanya Abul. Abul menatap gadis itu.
Tidak mau berlama-lama terjebak dengan pertanyaan Abul, ia segera hengkang dari kelas yang sudah lumayan sepi tersebut sambil membuang napas lega.

KAMU SEDANG MEMBACA
Less Crush, Less Stress
Nonfiksigadis yang tengah berenang di dalamnya lautan perasaan.