Coca Cola

37 4 4
                                    

Malam harinya Abul kembali berada di kost an Vanda sambil membawa bungkusan hadiah. Berbicara pada Vanda tentang hari ini, sementara mata cowok itu tertuju pada tubuh kurus Vanda yang lemas sedang duduk di teras kamar.

"..kemarin kamu makan lima kali terus,.. Kok kamu lemas gitu sekarang ?  .. kunaon ? "

Vanda menghela napas, ia terdiam melemas dalam dunia yang penuh tekanan ini, mengendapkan seribu rasa. melintas bertalu-talu, tentang Lala, Ayah, Ibu, Jo, Dinar, Dewi, menyesak.

"Aku belum tidur selama tiga hari ini." Cowok itu mendongak, terkejut mendengar pernyataan sang sahabat. " Mau urang ninaboboin?" tanyanya memastikan.

Vanda terhenyak. "Gelo maneh, Bul."

"Udah telepon Jo ?" tanyanya.

"Udah tapi katanya lagi di kapal, sinyalnya lagi ga baik,  nanti dia telepon balik ,."

"Besok, aku sama Jo udah setahun aja," tambah Vanda lagi. 

"Ini," Abul menyerahkan bingkisan hadiah pada Vanda.

"Ini apa ?" tanya Vanda  tertarik.

"Anggap weh hadiah anniversary alay kalian," ucap Abul.

Vanda tersenyum pada Abul.

Tanpa sadar tangan Abul sudah terkepal perlahan di atas pangkuannya sendiri, 

"Urang keluar bentar, beli juice, kamu mau nitip, teu ?" katanya.

Vanda menggeleng, "Bul ini lagi gerimis, jangan pergi."

Tapi ia mendadak bangkit dari kursi dan menuju keluar, dan ia berhenti di lorong kost an yang temaram, memutar ulang kata-kata yang ada di kepalanya.

Ya Gusti nu Agung. Aing bingung, aing nyaah ka Vanda sebatas batur atau nanaonan ieu, 

"Goblok!" Abul menendang kaleng soda kosong. 

"Hei, " suara lembut seseorang membuat Abul menoleh dan melihat cewek yang ia temui di toilet pom bensin dua hari yang lalu menggunakan dress

"Ngapain lu ?"

"Lah kan kost an gua," cewek itu menggelengkan kepalanya.

"Oh." Abul segera pergi,  cewek itu tak menjawab apa-apa.

"Bul ?"

Abul kembali menoleh, cewek itu menggigit bibirnya, "tolong jangan buang sampah sembarangan," cewek itu kian mendekat lalu memungut kaleng tersebut.

Raut wajah Abul berubah. Abul menarik napas, matanya menatap cewek itu selama beberapa detik. Sebenarnya Abul tak membencinya, ia hanya malu karena cewek itu masuk toilet yang salah dan melihatnya sedang BAB, memalukan, ia benci cewek itu. 

Ia segera berlalu dengan motor maticnya.

Cewek itu tersenyum geli, ia tersadar hanya ia yang tahu nama Abul, tapi tak dengannya, Abul seorang cowok dari gugus 54 yang bernyanyi mars Student Day saat sesi terakhir dan memenangkan hadiah.


Cewek itu tersenyum geli, ia tersadar hanya ia yang tahu nama Abul, tapi tak dengannya, Abul seorang cowok dari gugus 54 yang bernyanyi mars Student Day saat sesi terakhir dan memenangkan hadiah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

tukaa


Less Crush, Less StressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang