Kampus hari ini sangat panas.
Vanda dan Wiwik sudah duduk di bangku biasa, memesan soto ayam dengan ekstra koya dan segelas jeruk hangat.
"Begek, tadi pre-Test Hewan susah ajan, nok." (ajan: banget// nok : dong..) celoteh Vanda seputar Pretest yang baru mereka lakukan sebelumnya.
"Makanya belajar jangan pacaran gen!" (gen : Aja!) Wiwik geleng-geleng kepala kemudian Vanda melemparkan senyum lebar kepada Wiwik.
Wiwik menggerakkan dagunya ke belakang punggung Vanda, membuat Vanda mengalihkan pandangan dari Sotonya dan melirik laki-laki gondrong yang ia temui di pom bensin yang saat ini sudah duduk manis di bawah pohon mangga yang belum berbuah tetapi rindang untuk berteduh di bawahnya.
"Dia dari jauh ngelihat ke arah sini terus tadi," ucapnya hiperbolis. Wiwik itu penggemar cowok gondrong, bagi Wiwik cowok gondrong memiliki kharisma gentleman dalam dirinya.
Vanda memutar bola matanya, melihat Wiwik yang senyam-senyum.
Vanda kembali menoleh sekali lagi untuk melihat laki-laki gondrong itu, Vanda langsung buang muka saat sadar laki-laki itu memergoki dirinya sedang menatapnya.
Ya Tuhan, katanya dalam hati, gadis itu malu sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Less Crush, Less Stress
Non-Fictiongadis yang tengah berenang di dalamnya lautan perasaan.