Kopiko

21 3 0
                                    

Hari ketujuh Abul mendiamkannya.

Sudah berlangsung tujuh hari tapi hidup Vanda berjalan lancar-lancar saja. Vanda memukul keningnya, agar bayangan Abul tak melintas di kepalanya, ia membuka-buka binder, apa ada tugas yang belum dikerjakannya. Tugas Ekologi, sudah ia kererjakan tentang species laut, Praktikum Kimia pun sudah ia kerjakan, bahkan manejemen perairan pun sudah. Ia bingung harus mengerjakan apa lagi.

Vanda berkeliling di sekitar gang kost-annya, sambil mendengarkan musik tempo doloe.

Sampai akhirnya langkah gadis itu berhenti di tepi gang saat berhadapan dengan laki-laki gondrong di pom bensin entah berapa minggu yang lalu yang sedang duduk di atas motornya menunggu sate ayamnya siap..

"Ya Tuhan, cukup tiga kalilah kita ketemu, semoga aku nggak ketemu kau lagi," katanya tanpa basa-basi. Mata Vanda menyorotkan kebingungan sekaligus rasa penasaran yang masih disimpannya sejak awal bertemu di pom bensin.

"Emang kenapa ?" tanya Vanda sambil tertawa lalu melepaskan headset dari telinganya. 

"Kau kayak SPG rokok, aku lagi coba berhenti ngerokok, tapi jadi pengen ngerokok ngelihat kau,"

Vanda berjalan mendekati laki-laki itu sambil mengeluarkan permen dari sakunya,

"VANDA," tangan Vanda terhenti di udara saat mendengar namanya dipanggil, belum sempat ia berikan permen itu, seketika  Vanda menoleh dan mendapati Abul menatapnya.

  Vanda segera menghampiri Abul. 

"Maneh nanaonan, Van ?" , 

Vanda terdiam.

"Maneh mau nunjukin ke urang kalau maneh orang paling jago mainin perasaan urang ? Urang pikir maneh ngerasa sepi kayak urang, tapi maneh santai aja bareng orang lain. "


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Less Crush, Less StressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang