\?

18 1 0
                                    

  Tapi baginya, Vanda adalah titipan Tuhan untuknya.  

Sudah seminggu Vanda menjauh darinya. Gadis itu benar-benar menghilang tanpa jejak. Bahkan Wiwik teman dekat Vanda enggan memberi tahu, kemana Vanda selama ini. Itulah alasannya Abul tidak pernah lagi melihat lampu kamar Vanda menyala saat malam tiba.

"Er, lihat Vanda nggak hari ini ?" Abul kembali bertanya pada Erni sewaktu mengunjungi kos Vanda.

Erni menggeleng.

"Lu nggak coba hubungi dia ?"

"Nomor hpnya nggak aktiv,"

"Oh iya! gua kemaren ketemu dia di pantai Kuta,"

"  Terus ?" Abul memasang raut wajah bingung.

" Dia lagi duduk sendirian."

"Jangan bilang dia lagi nungguin orang ?!" gumam Abul pelan.

"Kayaknya enggak deh,"

"Seris lu ?!"

"Tapi nggak tahu juga, sih." Erni mengedikkan bahunya.

"Mungkin Jo ke Bali,"

"Siapa ?" Erni mengernyit.  

"Enggak, bukan siapa-siapa. Thanks ya," Abul segera berjalan menuju gerbang yang tertutup. Cowok itu tersenyum singkat. "Nggak salah lagi, dia pasti ketemu Jo." gumamnya putus asa.

"Sialan."

Abul berbalik.

 "Er ?"

"I..iya ?" Jawab Erni tergagap melihat cowok itu kembali berada di depan kamarnya.

"Temenin gua makan, yuk."

"I, iya." Erni tampak bingung, tapi beberapa detik kemudian ia menutup pintunya. Selama di perjalanan Abul tampak diam. 

"Lu butuh temen ngobrol, ya ?"  tanya Erni salah tingkah.

"Maaf ya, Er. Gua ngerepotin lu, kira-kira lu tahu nggak kenapa cewek tiba-tiba jauhin cowok ?" tanyanya dan Erni bisa menangkap nada khawatir.

"Gua," Erni meneguk ludah. "Gua juga nggak tahu, Bul."

"Ini salah gua, gua yang terlalu maksain hubungan ini."

Erni mengangguk.

Dan cerita tentang Vanda mengalir begitu saja dari mulut Abul. Awal mula mereka bertemu. Penyebab dirinya malah berpacaran dengan teman dekat Vanda. Hubungannya yang tidak nyaman lagi dengan Jo. Dan keinginan Abul memiliki Vanda. Seorang Abul yang sangat peduli pada gadis itu.  Seorang laki-laki yang dipikirannya hanyalah, Vanda, Vanda, Vanda. Abul yang selalu menjaganya, Abul yang merasa tak ada yang memahami perasaannya, ia merasa sudah cukup berkorban.


Erni bahkan dibuatnya tertegun melihat wajah penuh kekecewaan di raut laki-laki di hadapannya.

"Maaf ya, gua cerita semua, gua bingung ke mana dia sekarang." Ucapnya,\.

 Bagi Abul Vanda adalah gadis tanpa ekspresi yang menyimpan masalah dalam dadanya. Ia selalu diam dan lari dari masalah. 


"Lu tenang aja, gua bakal ngomong ke Vanda."  


Less Crush, Less StressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang