Stay Hopeful Jo!

24 6 6
                                    

Eh 

Jo nyaris tersedak dari aktivitasnya makan malam saat merasakan ponselnya yang berada di dalam saku jeans-nya bergetar. cepat-cepat dilihatnya  layar itu, dengan mata menyipit dan diikuti tatapan dari Mama-nya yang melirik sambil geleng-geleng kepala. Jo membalasnya dengan cepat.

 Singkat dan padat.

Ya ?

"Kalau bareng keluarga, jangan malah sibuk pacaran, Kak." Ucap Mamanya, sedangkan Papa-nya hanya menatapnya sambil menghela napas pelan.

"Enggak, Ma. Ini bukan Vanda kok." Jo mengusap tengkuknya.

Pesan balasan masuk lagi, tapi Jo membalasnya setengah jam kemudian setelah selesai makan malam.

Tadi di sekolah mau ngomong apa?

Jo membacanya sambil mengacak pelan rambutnya.

Tadinya urang mau cerita, ga penting sih, lupain aja. Tapi nuhun ya. 

Pesan balasan dari Dewi masuk lagi, berbeda dari Jo yang membalasnya bisa setengah jam, perempuan itu hanya detik selanjutnya.

Lagi di mana ?

Jo jadi berpikir kalau Dewi punya jari bertentakel sehingga mampu membalas pesan Jo sedetik kemudian.

Lagi di toilet.

Mata Dewi terbelalak membacanya. ..  * sinting kali ya?!

Di toilet sambil chat-an?!

Balasnya kaget. Di toilet entah untuk apa sambil chat-an itu tetaplah jorok. Apalagi malam-malam begini, waktunya orang tidur. Dewi merasa kesal tak dihargai.

Ga apa, kan 

Dewi menghela napas kesal. 

Pesan masuk lagi ke ponsel Jo.

Besok-besok, kalau mau cerita, cerita aja, aku bakal dengerin, cerita aja.

Jo hanya membaca pesan dari Dewi antara mau dan tidak, jika ingin cerita, berarti Jo harus siap-siap kehilangan kepercayaan Vanda, sejujurnya saat awal MOS, Jo mengagumi Dewi diam-diam, tetapi pikiran tersebut segera ia usir. Jo segera keluar dari toilet dan berjalan menuju balkon kamarnya. Ditatapinya pesan di ponsel yang masih belum dibalasnya.

Lalu laki-laki itu tersenyum kecil saat melihat foto gadis di layar ponselnya. Gadis itu selalu menghiasi hari-harinya dengan senyum manis.



...

Abul melirik ke depan dan mendapati punggung Vanda, melihat keberadaan gadis itu, Abul bersiul dalam hati.

"Ish," Vanda meringis saat merasakan jitakan pelan di kepalanya, dia mendongak dan mendapati tubuh jangkung Abul sudah di depannya. Laki-laki itu menyapanya dengan senyuman. Hal yang sering dilakukan Abul setiap bertemu Vanda.

Bertepatan saat Abul dan Vanda masih di depan gerbang, muncul Dewi yang baru saja datang tak beberapa lama diikuti Jo yang segera turun dari mobil dan berjalan santai menuju gerbang. Melihat keberadaan Jo, membuat Dewi sedikit kesal.

"Kok nggak dibales chat-nya?" Tanya Dewi dengan suara lembut pada Jo.

Ucapan Dewi membuat Vanda melirik ke arah Jo.

Vanda terdiam dan begitu Jo meliriknya, cepat-cepat gadis itu mengubah raut wajahnya. Abul kembali menatap Vanda. Ada sorot kesedihan dalam mata itu.

"Yuk peyang ke kelas," Abul menceletuk asal untuk sedikit mencairkan suasana yang sedikit awkward. Vanda diam  termasuk Jo yang tiba-tiba terdiam di depan Vanda. Vanda berjalan mengikuti Abul.

Vanda lalu berbalik. "Jo?" panggilnya sambil menatap Jo lamat-lamat.

"Siang nanti aku ke Bali sama saudara, hape aku rusak, jadi mungkin enggak bisa ngabarin." Vanda menutup kalimatnya dengan senyum simpul.

Vanda lalu berjalan ke arah Abul.  

"Dewi, urang duluan, ya." 

Jo lalu menyamakan langkah kakinya di samping Vanda lalu meregup bahu Vanda dan menariknya sedikit ke samping. 

Vanda berpaling pada Jo yang kini berada di sampingnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vanda berpaling pada Jo yang kini berada di sampingnya.

Sedangkan Dewi tampak bertanya-tanya serta kebingungan mengapa Abul dan Jo tampak menyayangi Vanda, yang tak lebih cantik dan pintar dari dirinya.

Tampang Abul mulai nelangsa.

"Pinjem batur maneh heula ya, Bul." (pinjem temen lu bentar ya,)

Abul berdehem. "Ya, urang duluan ya, Jo, Van ?!"

Jo mengangguk.  Vanda berpaling pada Jo yang kini berada di depannya. Jo menatap Vanda dengan tatapan meminta penjelasan.

"Jangan pergi,." Vanda hanya tersenyum kecil.

New Day

Less Crush, Less StressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang