Hari ke dua puluh tujuh Vanda sebagai mahasiswa baru.
Tugas Vanda masih belum selesai, sejauh ini kehidupan kampus lumayan berjalan dengan lancar.
"Van, maneh kelihatan pucat. Udah sarapan ?" tanya Abul yang baru sampai dan melihat Vanda menyusun buku-buku ke dalam tasnya.
"Belum, tadi kesiangan. Nanti deh, sekalian makan siang."
Abul hanya diam menatap Vanda yang sibuk mencari buku, entah buku apa.
Mereka segera berangkat menuju kampus, Abul tetap lurus menuju arah pom bensin padahal seharusnya mereka belok kanan menuju kampus.
Abul segera turun dari m0tornya untuk membeli nasi kuning lima ribuan dua bungkus. Vanda menolehkan kepalanya melihat punggung Abul.
Abul menatap Vanda yang melihatnya nelangsa, Vanda mendesah pasrah mau tidak mau Abul mendekati temannya yang sedang kelaparan itu.
"Maneh masih suka ya sama aku ?" tebak Vanda.
"Nggaklah, ngapain juga suka sama awewe berantakan kayak maneh,"
"Beneran, Bul?"
Cowok itu hanya berdehem pelan. Ia menyerahkan plastik berisi nasi kuning.
"Y-yaudah deh," Vanda meneguk ludahnya melihat sebungkus nasi kuning yang Abul serahkan padanya. Pandangan cowok itu kembali berpindah ke Vanda.
Vanda tertawa geli.
"Kunaon maneh ? Senang urang traktir ?"
"Tck," decak Vanda sambil geleng-geleng kepala.
Abul kembali melajukan motornya membawa Vanda menuju gedung kampusnya.
"Nuhun, Bul." Vanda mengangguk. Abul lalu berlalu menuju gedung kampusnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Less Crush, Less Stress
Non-Fictiongadis yang tengah berenang di dalamnya lautan perasaan.