Urang nemu cewek,
dia punya luka,
urang cinta luka itu.
-Abul
Vanda sudah tertidur, ia tersenyum melihat betapa polosnya gadis itu saat tertidur..
Tak tahu, sudah berapa minggu Abul tak pernah mengunjuingi kosan Vanda, kini ia berada di teras kamar Vanda. Teras yang dingin, duduk dalam suasana remang-remang. Matanya menatap ke buku gambar ukuran besar yang terpampang tepat di depan matanya. Tugas Gamtek.
Kalau saja dulu Vanda tak jadi siswa baru di kelasnya, mungkin dia tak kan tahu ada Vanda di bumi ini. Gadis rapuh, gadis yang tak memiliki sandaran untuk berkeluh kesah. Orang tuanya telah tiada, dan hanya tersisa dirinya dan saudaranya Laura.
Andai Vanda tahu, ia adalah pengobar semangatnya saat SMA dulu.
Dan kini, Abul harus menahan perasaan bersalah pada Jo yang kian lama kian mencekik.
Ada keinginan besar dalam hatinya untuk melepaskan gadis itu dan membiarkan gadis itu kembali merajut huungan kembali seperti dulu bersama Jo. ia harusnya hanya menjaga Vanda tanpa harus memiliki, baginya itu sudah cukup
Abul mengambil ponselnya, mengetik sebuah pesan untuk dikirim kesebuah kontak yang sudah sekian lama tidak pernah dihubunginya lagi.
Hampura bro,
Kumaha damang, Bul ? semoga kalian baik di sana.
Damang Jo, maneh juga bro

KAMU SEDANG MEMBACA
Less Crush, Less Stress
Non-Fictiongadis yang tengah berenang di dalamnya lautan perasaan.