Kedonganan

17 1 0
                                    


Vanda datang terlambat ke cafe hari ini dan begitu sampai di bengkel, Wiwik menyerahkan nampan untuk diantarkan. "Van, tolong anterin ya, aku kebelet pipis." katanya menunjuk sebuah meja di depan sana.


"Iya," Vanda mengangguk paham.

Dalam cafe ini, terdapat banyak waitress, dan cafe selalu ramai. ada yang hanya nongkrong sambil wifi gratisan, ada yang sedang mengerjakan tugas kampus, ada yang sedang kencan, ada pula yang meeting dengan client. Bermacam-macam tujuan.

Vanda selalu berkonsentrasi dalam pekerjaannya, tak ingin memecahkan gelas dan piring, sehingga membuat Boss marah padanya. Tak terasa selang tiga jam berlalu. "Van," saat sedang membersihkan meja, Vanda menolehkan kepalanya mendengar suara Wiwik.

"Cuci muka dulu sana, itu kantung mata udah kaya polibag,"

"Ntar aja, tanggung."

"Ada cowok nunggu khe di sana," Wiwik menggerakkan dagunya ke belakang punggung.

Dilihatnya Jo, sedang duduk di kursi sambil menatapnya dengan tak bosan. "Temuin dulu, ini biar sahabatmu yang nyelesain," Wiwik menepuk pundak Vanda.

"Kantung mataku udah kayak polibag gini," katanya panik.

Karena tidak punya pilihan, Vanda akhirnya mendekati Jo dengan canggung. "Hai ?" sapanya sambil duduk di hadapan Jo. Pandangannya memperhatikan Jo yang masih memperhatikannya mengenakan seragam waitress. "Capek, ya ?"

"Iya." Jo mengeluarkan sesuatu dari dalam tas punggungnya, sekotak jus. "Minum dulu."

Vanda mendekat  mengambil jus itu. Tangan Jo lalu mendekat dan membersihkan peluh yang ada di wajah Vanda.

Vanda terlihat kikuk. "Urang tahu maneh dari dulu suka Abul, urang lagi nggak modus kok ini," Jo menanggapi dengan senyuman.

"Udah, Van." Vanda mengangguk, Jo kembali menarik wajahnya mundur. Keduanya hening selama beberapa saat, tenggelam dalam kenangan masing-masing. Hanya suara musik cafe menimbulkan dengung di antara keduanya. Pandangan Vanda sempat terkesiap sebelum akhirnya membuka percakapan, muncul seukir senyum samar yang tak kentara di bibirnya. "Aku laper, ntar kita makan sate ayam, yuk."

"Urang maunya makan ikan bakar di Kedonganan," permintaan Jo membuat Vanda tertegun.

Vanda mengangguk.


rasanya malas nulis hari ini, tapi karena ikan kedonganan, membuatku semangat, kalo makan ikan di kedonganan itu unik bgt suasananya, makan ikan bakar pake sambal matah di pinggir pantai bareng orang terkasih itu,  




Less Crush, Less StressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang