Weekend.
Pantai jadi ingar-bingar karena tourist mancanegara berpencar di tepi pantai untuk berjemur agar mendapatkan kulit eksotis.
Abul duduk menjauh di salah satu tepi pantai sambil memegang botol bir yang sisa setengah.
"Bul?" Abul melihat Vanda dan duduk di sebelahnya.
"Maneh lihat cewek-cewek itu, deh ?" tunjuknya pada beberapa cewek yang berbaring di pinggir pantai.
"Kenapa ?"
"Mereka kayak ikan teri, siap goreng, pake sambal matah, jaen (enak) kayaknya, "
"Maneh lapar ?" tanya Abul dingin.
Vanda menatap Abul beberapa saat lalu mengangguk. "Kunyuk, kunyuk!" Abul menjitak kepala Vanda sampai Vanda meringis. "Kalau lapar bilang aja, neng, gausah menghina bule bikini yang geulis itu,"
Abul bangkit dari duduk sambil mengulurkan tangan membantu Vanda berdiri.
"E-eh Bul, Jo telepon, aku kesana bentar, ya." Abul kaget.
"Van ?" panggil Abul.
Tapi Vanda langsung berbalik, meninggalkan Abul yang menatap punggungnya berjalan kian menjauh.
"I-iya." Abul mengangguk paham walau tak didengar Vanda. Paru-parunya seperti bereaksi lambat.
Abul mendadak tak selera untuk makan.
"Kenapa diam ?" tiba-tiba mendengar pertanyaan Vanda dari belakang punggungnya, lembut tapi menusuk.

KAMU SEDANG MEMBACA
Less Crush, Less Stress
Non-Fictiongadis yang tengah berenang di dalamnya lautan perasaan.