Atmosfer terasa begitu mencolok sewaktu Abul menemui Vanda, Abul mematung, seperti ada sesuatu yang menahan kakinya untuk mendekati gadis itu. Gadis itu sedang duduk di teras kamar sambil membaca-baca buku, entah buku apa. Tidak ada euforia yang terasa.
Gila aing, aing kunaon Ya Gusti
Tapi ia menghilangkan perasaan itu, ia mendekati Vanda dan ikut bergabung dengan dirinya. Ternyata gadis itu sedang belajar Bahasa Korea di tangannya.
Cup!
Vanda mendapat kecupan gratis dari Abul.
"Abul!" ucap Vanda histeris diselingi tawa. Vanda menjauh saat merasakan kecupan hangat di pipinya. Abul mengusap pipi Vanda dengan tangannya.
"Urang baru datang, udah diteriakin gini," ucapnya terdengar kecewa.
"Kamu marah ?" Vanda menggoda Abul. "Jangan dong, jangan marah."
Vanda merasakan hatinya hangat, ada gerakan kuat dalam hatinya untuk lebih dekat dengan Abul dan memeluknya. Tapi ada gengsi besar yang menghalangi, seakan ada sesuatu yang terus mengingatkan Vanda, betapa tak tahu dirinya dia, selalu mengecewakan Abul.
Lantas Abul merangkul Vanda, Vanda perlahan mendekat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Less Crush, Less Stress
Non-Fictiongadis yang tengah berenang di dalamnya lautan perasaan.