Sebulan sudah Vanda bekerja menjadi waitress di sebuah club malam tempat Wiwik juga bekerja. Walaupun Vanda bekerja, kuliahnya tak pernah ia nomor duakan. Karena orang tuanya yang sudah tak ada, sudah saatnya Vanda mulai mandiri, karena Laura di malang pun telah memberi teladan mandiri untuk adiknya.
Vanda menggaruk kepalanya. Wajahnya tampak lelah dengan peluh di wajahnya. "Van, minggu lalu Abul nanyain khe ke mana, cang sing bilang apa-apa kok." Kata Wiwik.
Gadis itu mendengus, "Maaf ya, Wik. Khe jadi ikutan bohong gara-gara cang. Nanti kalau hapeku udah bagus, aku coba ngomong ke dia,"
"Kenapa hape khe ?"
"Kerendam di wastafel gara-gara kamu buang sisa nasi ke wastafel, airnya jadi nyumbat," kata Vanda jengkel.
"Ya khe sih, ngapain juga telponan dekat wastafel, begek banget sih."
Kalau bukan teman, mungkin sudah Vanda kurung gadis itu di toilet. Pekiknya dalam hati. "Ya udah, Wik. Cang ganti dulu," Vanda segera berganti pakaian.
"Eh Van, bentar," cewek itu melambaikan tangannya, menyela Vanda supaya tidak pergi. "Ini Abul nelepon cang," diangkatnya ponsel itu.
"Nggak usah diangkat, cang capek,"
"Yah, angkat dong, kasihan tahu." Vanda menghembuskan napasnya berharap lelah raganya bisa berkurang.
"Maaf, Wik. Aku nggak bisa,"
"Kamu ini ya, diperhatiin kok nggak mau! Sadar dikit lah, Van. Dia khawatir." Wiwik terlihat sewot sendiri. "Maaf Van, tapi kamu udah keterlaluan." Ia kemudian segera keluar dari ruang ganti. Vanda menoleh bingung. Niatnya baik, ia tak ingin Abul terus mengeluarkan uang saat bersama dirinya. Tapi Wiwik tak mengerti kondisi Vanda, ia justru nyolot.
Tapi wajar aja, Wiwik marah.. Vanda berusaha menenangkan dirinya agar sabar. Vanda lalu keluar dari ruang ganti lalu makan sate ayam di pinggir jalan.
Sekitar jam dua belas malam, bulan sedang berada di atas kepalanya, jauh di atas sana. Ia rindu Abul.
Kelihatannya saja gadis itu biasa saja, jauh di dalam hatinya, ia merindukan Abul.
Setelah membayar satetersebut Vanda pulang ke kosan, tetapi menyempatkan diri mampir di sebuah masjid yang berada di persimpangan Bandara Ngurah Rai.
learnbalineselanguage yukyuk
cang: gw
khe : lu
sing : nggak
KAMU SEDANG MEMBACA
Less Crush, Less Stress
Kurgu Olmayangadis yang tengah berenang di dalamnya lautan perasaan.