Hari ini adalah hari terakhir Abul dan Erni mengisi acara di Ubud. Hari penutupan. Dan Abul terlambat. Erni yang membangunkan sedari jam enam pagi ternyata tidak berhasil membangunkan Abul. Barangkali cowok itu akan terus tertidur kalau Erni tidak menampar pipinya keras. "Abul bangun, kita udah ditungguin." raungan itu terdengar di tepi ranjang, karena sudah sepuluh menit Erni meraung tapi tak ada sahutan sama sekali.
"Ya ampun ini udah setengah sembilan!" Mata Abul perlahan terbuka saat mendengar raungan Erni memelas.
Abul bangun dari kasurnya, tapi ia kembali terhuyung di kasurnya, cewek itu mengerang dan menampar pipi Abul, Abul mengusap pipinya yang nyeri.
"Iya Er, gua udah bangun." tidak dihiraukan lagi suara omelan Erni selanjutnya.
Hari ini adalah hari penutupan acara yang diselenggarakan oleh UKM KESENIAN. Acara akan dibuka pukul tujuh.
"Bisa-bisa kak Laksmi, mengamuk, karena jadwal stay panitia di lapangan jam tujuh." Abul tetap berjalan santai, menyikat gigi sambil menikmati pemandangan Danau yang disajikan penginapan ini, ia hanya sekedar cuci muka, dan ganti baju.
"Yuk," ajak Abul.
"Gila lu, nggak mandi?!"
Ia menggeleng pelan. Erni mengambil parfum dari dalam tasnya dan menyemprotkan parfum tersebut ke beberapa bagian tubuh Abul.
"Hmm, wangi lemon, beli di mana ?"tanya Abul menoleh dari layar ponselnya ke arah Erni.
"Di Jogja,"
" Gua pen beliin Vanda juga buat hadiah, dia pasti suka." gumam Abul. Otaknya benar-benar tidak memikirkan apa pun selain Vanda, bahkan ia lupa bahwa mereka sedang perang dingin yang membuat rasa galau menyelimutinya semalaman.

KAMU SEDANG MEMBACA
Less Crush, Less Stress
Non-Fictiongadis yang tengah berenang di dalamnya lautan perasaan.