Classic Morning after Station 6

33 4 0
                                    

Vanda mengernyit saat sambungan ponselnya ke Jo untuk kelima kalinya tidak tersambung. Nomor Jo tak aktiv. Mungkin sedang di kapal menuju NTB.

Vanda berjalan menuju kulkas kecil, ia kemudian meraih botol minuman yang diberi laki-laki gondrong entah berapa hari yang lalu, Vanda membukanya dan meminumnya. Sepertinya abul tak akan kembali, kost an sudah mulai sepi mungkin ia sudah pulang untuk beristirahat.

Jo kali ini benar-benar menyita otaknya, ternyata ini rasanya LDR.

Keesokan harinya Vanda pergi dengan bus sarbah gita seorang diri mengitari kota Denpasar sambil membaca novel yang ia pinjam dari tetangga kamarnya lalu kembali lagi menuju Bukit Jimbaran. 

Ia berjalan menuju  Pondok Cherry, di mana kost nya berada. Sekembalinya di kost an. ia melihat ada motor nangkring di halaman samping kost nya. Motor Abul.

Vanda masuk ke dalam kamarnya. Aroma telur balado memenuhi ruangan ini, membuatnya terbatuk.

"Makan dulu, Van. Urang udah masak." Vanda memasang wajah bingungnya melihat penggorengannya berlumuran cabai. "Kan maneh nggak bisa makan pedes ? Kok bikin telur balado?"

"Urang beradaptasi gara-gara maneh." Abul menatap Vanda lalu membuang wajah ke jendela.

Vanda berusaha tidak memikirkan kata-kata Abul.

"Baper nggak?" tanya Abul.

"Baper, tapi nanti aku bisa diputusin Jo kalau baper." Vanda tertawa pelan, ia segera mengambil piring. Abul mengikuti dari belakang.

"Ada soto ayam juga, sama nasi goreng, urang masak banyak soalnya, biar maneh nggak kurus kayak nenek-nenek." Vanda tertawa geli menanggapi.

Vanda mengedarkan pandangannnya.

"Baju aku pada kemana, Bul ?"

"Udah urang bawa ke laundry depan, gelo maneh awewe berantakan kieu," 

Vanda mengangguk.

Sedangkan seseorang disamping kamar Vanda yang mendengar percakapan mereka sukses membuat perasaannya mencelos.

Ponsel cewek itu bergetar, diambilnya ponselnya, ada satu pesan masuk.

Dari : Ulka.

Ayok latihan kontem, aku jemput bentar lagi Er.

Cewek itu hanya mengembuskan napas membaca pesan yang masuk. Ia baru bangun, belum makan dan kamarnya berantakan, tapi ia harus berangkat latihan sampai tengah malam nanti untuk Dies Natalis Universitas yang ke- 51, ia sedikit iri pada gadis di samping kamarnya. 







Less Crush, Less StressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang