The Words Might Suprise y

39 9 19
                                    

Jo menghentikan mobil sedannya di garasi rumah dan melihat sebuah motor lama Dinar terparkir manis di beranda depan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jo menghentikan mobil sedannya di garasi rumah dan melihat sebuah motor lama Dinar terparkir manis di beranda depan. Jo masih mengenali motor itu walau sebelumnya pernah terjual karena alasan ekonomi.

Kawannya Dinar. Benaknya.

"Nar, naha ke rumah ?" tanyanya setengah berteriak dari teras depan.

"Aduh, enya Jo. Alus kitu bengeut manehna seseurian wae,"

(eh, iya Jo. Bagus gitu mukalu, senyam-senyum aja.)

"Bisa wae kamu, kumaha Dinar damang Sri?" Ia mengangkat dagunya perlahan dan melihat Jo. (Bisa ajalu, Dinar apa kabar?)

Sri adik perempuan Dinar hanya tersenyum sambil memanggil Jo yang mengigau.

"Kunaon, Sri?" tanya Jo kebingungan.

"Kamana wae Jo, Dinar udah pergi."

".. maksudnya kumaha, urang nggak ngerti ?!" tanya Jo keheranan seraya menaikkan sebelah alisnya.

Hening.

Hingga akhirnya Jo mengerti.

Jo menerawang, memikirkan hari depan yang suram tanpa Dinar yang saling mengisi satu sama lain. Di kala senang dan duka.

setelah itu,

Sri melambaikan tangannya saat sudah berada di motor. Jo membalas.

Walaupun maneh sudah pergi ke surga, jangan khawatir. Urang sama Abul nggak akan lupa maneh, janjinya dalam hati.

"Dek, ada Mama di rumah?" tanyanya pada Della adik perempuan Jo yang baru keluar dari kamar.

"Iya. Sama Papa di dapur."

"Ngapain, Sri kesini?"

"Nggak tahu." Della menggeleng tidak mengerti. Tanpa melanjutkan obrolannya, Jo segera melangkah menuju ke dapur. Benar saja. Papa Jo dipaksa untuk ikutan terjun ke dapur, entah cuma sekadar mengiris bawang, atau menggoreng ikan.

Jo berhenti sejenak.

Memang benar perempuan harus bisa masak, karena banyak keuntungan seandainya perempuan bisa memasak dan mampu menyajikan masakan istimewa yang dibuatnya dengan rasa sayang untuk seseorang.

Ada kebanggaan atau kebahagiaan tersendiri ketika melihat mereka menyantap masakan itu dengan lahap. Jo jadi bertanya-tanya apakah gadisnya bisa memasak atau tidak. Laki-laki itu segera mengusir pikiran yang melintas di pikirannya.

Kedua orangtuanya saat ini sedang meliriknya.

"Kenapa baru pulang?"Mamanya segera menyambut kedatangan Jo dengan interogasi.

"Ngajak Vanda jalan sebentar," jawab Jo lugas.

"Abis dari taman? atau dari mana?"

"Dari Ciwidey," jawab Jo yang menohok Papanya atas jawabannya yang santai, mamanya menatapnya terang-terangan.

"Bensin mobil papa?" Suara Papanya menggelegar di tengah ruang dapur, sampai Della terkejut.

"Jo capek, Pa. Mau ke kamar." Jo menggantungkan jaketnya di bahu dan berniat bergegas masuk ke kamar tapi langkahnya kembali terhenti saat mendengar pernyataan yang dikatakan Mamanya.

"Sri bakal bantu-bantu di Olshop Mama," sebait kalimat itu mampu menghentikan langkah Jo dan melihat Mamanya.

"Sri udah putus sekolah, anaknya kelihatan mudah bergaul dan nggak gengsian, kayaknya dia bisa bantu Mama."

"Kalau Sri nggak sekolah, sayang banget Ma," Sri bukan hanya adik Dinar baginya, ia seorang perempuan yang pintar dan menginspirasi. Ada puluhan canda tawa yang pernah dilalui bersama Sri dan Dinar.

"Kamu masih mikirin orang lain? Kamu aja kerjaannya main basket sama pacaran Jo, kamu kapan mikirin kuliah ? Mama iri sama mamanya Abul, anaknya tiga-tiganya masuk ITB. " Perempuan itu menatap anaknya dengan nanar.

"Ma, Jo nggak mau kuliah. Jo cuma mau main basket dan mau mulai bisnis dari sekarang kayak Papa, Jo juga mau buat bisnis real-estate." kata-kata Mamanya, bukan hanya menyulut luka, tapi Jo berusaha memahami Mamanya dan menguasai emosinya.

"Iya Jo, Papa ngerti. Tapi kan Jo bisa kuliah sambil mulai bisnis, Papa nggak pa-pa kok berapa pun IPK Jo nantinya." ada sorot luka yang tak Jo mengerti yang dirasakan oleh Papanya mengetahui anak laki-lakinya yang tak mau kuliah.

Karena kata-kata yang diucapkan Papanya membuat Jo tenang dan mengerti.

Less Crush, Less StressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang