Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kini mereka semua sudah resmi menjadi mahasiswa. Vanda termangu, berdiri di depan sebuah perpustakaan yang terlihat sejuk. Seorang laki-laki muncul dari pintu, laki-laki itu menyambutnya dengan seulas senyum hangat dan tangan melambai.
"..mulai jadi kutu buku ya." sahut Jo melirik Vanda bingung.
"Oya apa kabar?" Jo mendekat
"Jo,.. !" panggil Vanda, dengan senyum semringah dan raut wajah senang.
"Rindu,.."
Jo melirik ke belakang, berbalik dan merangkul Vanda. "..kamu dingin ?" Vanda tersenyum manis. laki laki itu segera memberikan jaketnya.
Pertemuan sore itu berlanjut sampai di sebuah coffeehouse. Aroma kopi hangat menyambut kedatangan mereka, Vanda melihat seorang wanita cantik duduk dekat jendela kaca yang terbuka dan tak menoleh, tak menyadari kedatangan Jo dan dirinya.
"Dewi, hai." Sapa Vanda.
Ia memperhatikan Dewi teliti, Vanda tertegun melihat pancaran di mata Dewi seketika berubah drastis begitu melihat laki-laki disampingnya, bukan dirinya.
".. masih bareng ?!" pekiknya, lantas memeluk tubuh Vanda erat-erat.
Vanda tersentak kaget mendapat pelukan yang tiba-tiba dari seorang Dewi.
"Maaf ya, Van." Dewi tersenyum canggung, berusaha mencairkan suasana dan melenyapkan kebingungan yang terpencar di wajah Vanda. "Dulu aku pernah jahat,"
"Iya," Vanda mengangguk,
"..apa kabar?" Tanya Jo.
Bibir Dewi tertutup lantas terbuka pelan-pelan. "J..Jo ?" ucapnya terbata-bata seperti menyebut nama yang sudah lama menjadi asing yang pernah muncul dalam hari-harinya.
Kemudian Jo tertawa, Dewi memejamkan mata sejenak, ia tiba-tiba lelah.
Vanda menepuk pundak Jo, menepuknya lembut dan menggerakkan dagunya, isyarat untuk mengajak Dewi duduk.
"Aku pesan buat kita, kalian duduk aja," ucapnya lirih.
Mata sejuknya mengangguk.
"Kapan balik?" Dewi senyum-senyum tanpa sebab, Jo merasa kenangan menyelimutinya, Dewi dulu sering bertingkah menyukainya, dan ia masih bisa melihat itu.
Vanda muncul membawa dua cup frappucinno. Hati Vanda seperti terpagut, hari ini ada begitu banyak rasa kehidupan, pertemuan yang manis dan kaku.