Van, jangan bercanda gitu. Urang cariin maneh keliling PVJ tadi, Enur mengirim pesan kembali.
Vanda lagi bareng urang, Nur. Maaf ya ngerepotin manehna. -Jo
Cubitan Vanda mengerat pada lengan Jo sampai lengan laki-laki itu terasa sakit.
"Nggak sakit, ya ?" tanya Vanda heran.
Jo berbalik, menatap gadis di belakangnya.
"Iya lumayan. Tapi yang penting kamu nggak marah lagi ke urang. " Jawabnya dengan suara agak serak.
Cemburu, kesal, menyerbu Vanda tanpa ampun.
"Kamu pilih Dewi atau aku ?" tanya Vanda yang sebenarnya bingung dengan perasaannya sendiri.
"Kalau kamu nanya itu empat bulan lalu waktu si Abul nyium kamu di Warlap. Urang mungkin bakal milih dia,. Tapi Urang maafin kamu dan sampai sekarang masih di sini buat kamu," Jo menoleh. Vanda tersentak menatap Jo.
"Urang nggak apa," tambahnya.
Cubitan Vanda mendadak terlepas dari lengan Jo menyisakan keheningan yang menyerebak.
Jo menyandarkan kepala Vanda di bahunya. "Urang cuma berharap, kita bisa bareng terus sampai kuliah nanti,"
"Meski urang ngerasa, dari dulu kamu nggak pernah ngasih urang kesempatan buat jadi satu-satunya buat kamu,"
Vanda membisu.
"Iya aku salah, Jo."
"Emang salah, Van. Mau dilihat dari sudut pandang mana pun tetap salah."
"Kadang kalau berandai-andai, misalkan waktu itu urang nggak peduliin perasaan urang buat kamu, semuanya nggak bakal serumit ini."
Vanda mendadak kelu mendengarkan kata demi kata.
"Jadi mau kamu sekarang kita gimana, Jo ?" Vanda ragu-ragu menatap Jo.
Ada jeda panjang yang tercipta.
"Urang ngerasa terjebak, Van." Laki-laki itu berkata sambil menggeleng samar. Vanda menelan ludah. Jo tidak melanjutkan pembicaraannya.
"Van ?"
Vanda menarik kepalanya dari bahu Jo. Vanda mengernyit mendengar Jo memanggilnya, kemudian perlahan laki-laki itu mendekati wajah Vanda dengan ragu, tangan Jo terjulur ke kepala Vanda.
"Boleh ?" tanya Jo ragu.
Senyum samar Vanda tertarik di ujung bibirnya yang kaku.
11:38 PM nulis ini saat Bali diguyur hujan dan ingin indomie, hv a nice dream hhi
KAMU SEDANG MEMBACA
Less Crush, Less Stress
Non-Fictiongadis yang tengah berenang di dalamnya lautan perasaan.