Percuma ganteng kalau gak punya attitude
-Struggle
*****"JADI tadi Kak Gita ngelabrak lo Tha? Kok bisa?" Anna yang sudah amat penasaran dengan cerita Alatha barusan kembali memasang ekpresi keponya. Cewek itu memang selalu tertarik dengan setiap topik-topik yang berkaitan dengan orang-orang yang berpengaruh di sekolah ini dan Gita adalah salah satunya, Anna selalu tahu semua yang ada sangkut pautnya dengan kakak kelasnya itu dan kini berita dari Alatha barusan adalah berita terhangatnya yang selanjutnya.
"Ya enggak ngelabrak juga sih, cuma kayak ngasih tau aja supaya gue gak lagi deket-deket sama anak baru itu." Terang Alatha.
"Namanya Devan, Tha, bukan anak baru, kenapa sih lo terus-terusan nyebut dia 'anak baru' tuh orang juga punya nama kali." Protes Nela begitu mendengar Alatha yang terus mengucap kalimat 'anak baru' tiap kali dia memanggil Devan.
"Iya, iya, Devan maksud gue." Ralat Alatha.
"Apa-apaan banget sih ya Kak Gita, main asal menghak miliki orang lain jadi miliknya aja seenak jidat. Kesel banget tau gak sih gue sama dia, apalagi waktu jaman-jamannya cowok lo si Maxime mau digebet sama dia Nel, gemes banget gue rasanya pengen jambak rambutnya." Anna mengerang gemas sambil mengepalkan kedua tangannya.
Waktu zaman-zamannya ketika Nela baru masuk sekolah dan berstatus sebagai murid baru, Maxime dan beberapa siswa lain memang sudah mengincarnya. Namun hasilnya malah Maxime yang berhasil meluluhkan hati Nela karena walaupun Maxime badboy, tapi dia baik dan yang terpenting adalah good looking!
"Halah sok berani banget lo Ann pengen jambak rambut tuh nenek lampir." Kekeh Nela.
"Berani aja, tapi sayangnya dia mainnya keroyokan sih selalu aja dua pembokatnya si Sasa sama si Gina ngebantuin kalau dia lagi ngebully ade kelas, tuh orang emang makin ke sini makin jadi aja tau gak, makin gede kepala, berasa ratu di sekolah ini." Omelan Anna terus berlanjut.
"Tapi Tha, lo serius gak ada hubungan apa-apa sama- Devan?" Nadin kali ini ikut bergabung dengan obrolan setelah lamanya diam.
"Enggak Nad, sama sekali. Gue kenal sama dia aja enggak." Tukas Alatha sambil memasang ekspresi acuh tak acuh. Sementara Nadin hanya menggigit bibir bagian bawahnya lalu mengangguk paham.
"Hallo sayanggg kamu udah makan?" Semua lantas mengalihkan pandangan ke arah sumber suara berasal, terlihat Maxime kini melompat duduk di lapak kosong sebelah tempat duduk Nela sambil memasang ekspresi sumeringah seperti biasanya, "kangen ga masuk seminggu?" Tanyanya sambil menaik-turunkan kedua alisnya ke atas- ke bawah secara bersamaan.
FYI, Maxime dan teman-temannya memang baru saja selesai dari masa hukuman skorsnya selama seminggu karena kelakuan buruk mereka yang membolos selama beberapa kali tidak ikut beberapa mata pelajaran. Mereka juga memanjat dinding belakang sekolah untuk tidak ikut upacara bendera dan diskors karena telah menggambar mural secara sembarangan di belakang tembok sekolah Pancasila ini. Alhasil mereka kena skors selama satu minggu penuh tepatnya sejak hari selasa lalu.
"Ih kamu apaan sih, siapa juga yang kangen, walaupun kamu diskors kan tetep aja kamu ngapel ke rumah." Tukas Nela.
Maxime lantas menyeringai lalu berkata, "iya ya hehe, tapi kan kali aja gitu kangen kalo biasanya aku ke kelas kamu mulu supaya balik bareng dari kelas." Kata Maxime lagi.
"Enggak tuh, kegeeran banget." Kata Nela yang kemudian mengendus aroma tubuh pacarnya yang tercium seperti aroma rokok, "kamu abis ngerokok ya? Ah gak mau ah, kamu tau kan aku paling gak tahan sama bau asep rokok." Baru datang, Nela sudah mengusir Maxime supaya menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Struggle
Teen Fiction[TAMAT] Dia dingin, posesif, sulit ditebak seperti cuaca dan terkesan angkuh. Dunianya begitu abu-abu, sampai akhirnya dia menemukan seseorang yang membuat dunianya menjadi lebih hidup. Alatha. Seorang gadis yang ternyata mampu menaklukan hatinya ya...