Bukan salah orang kalau dia berubah, yang salah adalah harapan kita sendiri yang memang terlalu tinggi padanya.
-Struggle
*****LAPANGAN SMA Pancasila 01 kini telah dipenuhi oleh siswa-siswa. Hari ini sekolah Pancasila mengadakan lomba class meeting yang memang biasa diadakan setiap selesai UTS. Banyak peserta kegiatan yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan class meeting kali ini. Setiap kelas, dari kelas sepuluh sampai kelas dua belas telah memiliki perwakilannya masing-masing untuk mengikuti berbagai macam perlombaan yang telah ditetapkan setelah rapat anggota OSIS sebelum UTS kemarin. Berhubung tau kalau kegiatan belajar-mengajar tidak akan sepenuhnya efektif setelah Ujian Tengah Semester, jadi mereka memutuskan untuk menta Dalam kegiatan class meeting di hari ini.
"Alatha tolong susun hadiah-hadiah buat pemenang lomba classmeeting sekarang sama Nadin. Gue mau briefing dulu." Kata Leon pada Alatha yang baru saja tiba dari kelasnya.
Kemarin memang Leon kembali mengadakan rapat OSIS untuk membahas kegiatan class meeting dengan anggota yang lainnya. Semua anggota telah punya tugasnya masing-masing. Dan ternyata Leon malah menetapkan Alatha dan Nadin sebagai rekan dengan tugas yang sama, yaitu menyusun hadiah-hadiah untuk para pemenang lomba class meeting kali ini di meja yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Walaupun Alatha agak sungkan mengingat dia dan Nadin kini tidak seperti dulu lagi, tapi Alatha tetap harus profesional. Dia tidak ingin membawa-bawa masalah pribadi ke dalam organisasi pilihannya ini.
Begitupun dengan Nadin yang tidak protes saat Leon memilih dirinya untuk jadi rekan kerja Alatha. Ya, walaupun pindah kelas tapi Nadin tetap menjadi anggota OSIS. Nadin memang suka berorganisasi. Walaupun faktanya dia memang tidak suka Alatha ada di sana, tapi setidaknya dia masih punya teman ngobrol lain dari kelas sebelah yang memang dekat dengannya.
"Oh iya siap, Kak." Kata Alatha pada Leon.
Leon tersenyum mengangguk, "Nadin udah ada di samping lab, tempat nyusun hadiah. Lo susul dia ke sana ya? Gue mau langsung ke lobi buat briefing anak-anak yang mau ikutan lomba, good luck." Kata Leon tersenyum sambil mengacungkan ibu jarinya.
"Iya, Kak. Kakak juga." Kata Alatha. Leon mengangguk kemudian berderap pergi meninggalkan Alatha menuju lobi.
Alatha ikut melangkah pergi menuju tempat penyusunan hadiah. Hanya membutuhkan waktu tidak lebih dari lima menit untuknya sampai di tempat penyusunan hadiah tersebut. Dari kejauhan, Alatha sudah dapat melihat Nadin yang sudah sibuk menyusun berbagai macam hadiah bersampul cokelat yang nantinya akan dibagikan pada pemenang lomba. Alatha menghembuskan napasnya beberapa kali, mencoba untuk tetap tenang walaupun sebenarnya agak khawatir juga kalau nantinya Nadin tidak mau dia ada di sana.
"H-hai, Nad? Ini hadiahnya udah semuanya di sini?" Tanya Alatha begitu sampai. Dilihatnya kotak-kotak hadiah yang lumayan banyak yang masih tercecer di lantai koridor.
Nadin yang masih sibuk menyusun, melirik sekilas ke arahnya. Sedikit sinis. Dan jujur saja hal itu sempat membuat Alatha mendadak merasa sedikit tidak nyaman. "Langsung aja susun di meja." Kata Nadin singkat, tanpa menoleh pada Alatha.
Alatha menengguk ludahnya. "I-iya udah." Tidak ingin berpikiran yang macam-macam lagi, dia segera berniat untuk membantu Nadin menyusun hadiah-hadiah tersebut.
Alatha baru saja meletakkan dua kotak hadiah ke atas meja sebelum akhirnya berteriak histeris ketika seseorang tiba-tiba saja menarik tangannya. Alatha segera memalingkan wajahnya ke arah orang yang barusan tidak sopan menarik tangannya dan kedua matanya lantas terbelalak ketika menyadari bahwa orang tersebut adalah Devan. "Devan? Kamu ngapain di sini?" Tanya Alatha heran sendiri. Dia melirik Nadin yang —tadinya membeku di tempat— kini bersikap seolah-olah tidak peduli dengan kedatangan Devan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Struggle
Teen Fiction[TAMAT] Dia dingin, posesif, sulit ditebak seperti cuaca dan terkesan angkuh. Dunianya begitu abu-abu, sampai akhirnya dia menemukan seseorang yang membuat dunianya menjadi lebih hidup. Alatha. Seorang gadis yang ternyata mampu menaklukan hatinya ya...