3. I'm in Trouble

3K 244 210
                                    

Jangan cari-cari masalah kalau gak mau kena masalah.
-Struggle
*****

BEL tanda jam istirahat pertama berbunyi nyaring seantero lorong di setiap lantai gedung SMA Pancasila 01. Gerombolan siswa dari setiap penjuru kelas terlihat berhamburan berlomba untuk keluar dari dalam kelasnya masing-masing. Lain halnya dengan Alatha. Gadis berambut panjang dengan aksen sedikit bergelombang itu terlihat dengan santai merapihkan beberapa lampiran kertas putih lalu dimasukkan ke dalam amplop cokelat di tangannya. Membuat ketiga temannya yang lain saling menatapnya penuh tanya.

"Ada keperluan lagi di OSIS, Tha? Ko bawa lampiran banyak gitu?" Tanya Anna memastikan.

Alatha hanya menggeleng kecil lalu menjawab tanpa menoleh, "masih ada hubungannya sama OSIS sih tapi bukan karena kerjaan OSIS," jawabnya, setelah seluruh lampiran dengan sukses masuk ke dalam amplop cokelat itu Alatha akhirnya menengadahkan kepalanya menatap teman-temannya, matanya tampak berseri-seri, "kalian mau tau kenapa gue bawa lampiran banyak gini?" Pertanyaannya malah terdengar seperti teka-teki rumit di telinga teman-temannya.

"Kenapa?" Tanya Anna dan Nela secara hampir bersamaan.

Alatha tidak langsung menjawabnya karena detik berikutnya dia malah berjalan mendekat ke arah ketiga temannya, "KARENA GUE DIIZININ BOKAP GUE BUAT JADI WAKETOS! YEAAYY!" Pekik Alatha nyaring kemudian menghamburkan pelukkannya memeluk ketiga temannya yang kini memasang ekspresi terheran-heran.

"Aduduhh Alathaa, sakit leher gue. Kebiasaan deh lo lebaynya kalau lagi kesenengan." Nela segera melepaskan pelukan Alatha yang membuat lehernya terasa tercekik sehingga membuatnya sulit bernapas.

Alatha yang kegirangan lantas melepaskan pelukannya dari teman-temannya, "ya maaf, abisnya gue seneng banget. Gue kira bokap gue gak akan ngizinin. Mungkin karena moodnya kemarin lagi bagus kali ya?" Tukas Alatha.

"Ya ampun Tha, Tha. Pantesan aja dari pagi tadi lo semangat banget sekolahnya. Segitunya banget sih lo mengabdi pada OSIS." Tukas Anna sambil geleng-geleng kepala.

"Tapi btw selamat ya, Tha, gue ikut seneng deh buat lo." Nela ikut tersenyum pada Alatha.

"Iya makasih, Nel. Kalau gitu gue mau ke kantor kepala sekolah dulu ya, minta tanda tangannya." Tukas Alatha.

"Ngapain minta tanda tangan KepSek, Tha? Lo ngefans sama Pak Ahmadi ya? Astaga selera lo rendahan banget dah." Celetuk Anna.

"Enak aja. Gue minta tanda tangan buat surat persetujuan gue jadi waketos kali." Ralat Alatha, "ya udah kalau gitu gue ke kantor dulu ya, kalian ke kantin aja duluan nanti gue nyusul, bye." tukas Alatha sembari beranjak menjauh menuju ke ruang kepala sekolah di lantai satu.

Alatha berjalan menuju koridor yang membawanya langsung menuju ke kantor kepala sekolah SMA Pancasila 01. Begitu dirinya tiba di depan ruang kepala sekolah, dia segera masuk ke dalamnya. Alatha segera mengetuk pintu besar berwarna putih di depannya itu sebelum akhirnya menghentikan aksinya ketika mendengar seruan dari dalam yang menyilahkanya untuk masuk. "Permisi, Pak." Kata Alatha sopan kepada seorang pria paruh baya yang duduk di sebuah kursi putar empuk di depannya.

"Kamu pasti Alatha ya?" Tukas Pak Ahmadi langsung pada Alatha.

Alatha yang mendengarnya lantas tersenyum, tidak menyangka kalau kepala sekolah saja bisa mengenalinya, "iya, Pak saya Alatha dari kelas X1. Saya ke sini untuk minta tanda tangan Bapak terkait surat pengajuan diri saya sebagai pengganti Wakil Ketua OSIS dari Deviana Lia, siswi kelas XI IPA 2, Pak." Tukas Alatha lagi.

StruggleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang