32. Perhatian Kecil

1.1K 74 14
                                    

Jangan sengaja lari karena tahu dikejar, jangan baru mencari setelah hilang.
-Struggle
******
(Mulmed : Leon Alexander)

ALATHA menoleh begitu seseorang membuka pintu ruang UKS yang semula tertutup. Alatha pikir itu teman-temannya karena Alatha yakin mereka akan menyusul Alatha ke UKS setelah selesai pelajaran olahraga, tapi ternyata itu adalah Leon. Leon melempar senyum pada Alatha setelah tubuhnya sepenuhnya masuk ke dalam ruangan, Alatha membalas senyuman itu. Setelah kepergian Devan tadi dia memang sendirian di sini dan hal itu membuat Alatha sedikit. Takut? Tapi syukurlah kali ini dia tak lagi sendiri.

"Hey." Sapa Leon lalu duduk di kursi sebelah Alatha yang semula diduduki oleh Devan.

"Hey Kak." Alatha membalas sapa Leon. Dia membenarkan posisinya yang semula tidur menjadi duduk di atas ranjang. Sepertinya dia akan menghabiskan satu hari sekolahnya di UKS karena keadaannya yang tidak baik hari ini. "Kak Leon kok bisa tau saya di sini?" Tanya Alatha bingung.

Leon melirik sekilas ke arah lutut Alatha yang telah diperban, lalu matanya kembali beralih pada manik mata bulat gadis itu, "tadi waktu gak sengaja lewat koridor ruang BK, gue lihat temen-temen sekelas lo ramai-ramai bawa Gita ke ruang BK," kata Leon, "karna penasaran gue tanya ada apa dan mereka jawab kalau tadi Gita hampir nyelakain lo dan udah buat lo pingsan terus luka. Gue kira mereka bohong, tapi ternyata emang benar." Kata Leon lagi pada Alatha.

Alatha tersenyum samar, "iya Kak, benar. Tapi saya rasa Kak Gita gak sengaja ngelakuin ini ke saya, tadi dia cuma lagi buru-buru." Alatha menjawab.

Leon tersenyum, salut karena Alatha tetap bisa berpikiran positif mengenai Gita yang jelas-jelas beberapa kali sudah melakukan hal-hal yang tidak pantas dilakukan pada Alatha dengan maksud untuk menjatuhkannya. Leon menatap Alatha lalu berkata, "tapi lo gak apa-apa kan? Gak sampai ada luka yang fatal?" Tanya Leon menatap Alatha intens.

Pandangan matanya teduh. Biasanya Alatha selalu suka cara Leon menatap padanya. Membuatnya merasa seperti..

Diinginkan?

Alatha tidak tahu pasti sebenarnya apa perasaan Leon terhadapnya. Sejak kedatangannya di OSIS beberapa bulan lalu, dia merasa Leon memang sering memperhatikannya, mengamatinya, atau bahkan mempelajarinya? Lebih lagi belakangan ini Alatha merasa Leon semakin perhatian dengannya. Apa mungkin kalau Leon menyimpan rasa padanya? Seperti yang pernah dikatakan Devan padanya waktu itu? Tapi sepertinya itu hal yang mustahil. Cowok sesempurna Leon mana mungkin jatuh cinta padanya? Menurut Alatha tidak ada apapun yang menarik dari dirinya.

"Gak apa-apa Kak, cuma luka sedikit aja, ini juga udah diperban sama Devan tadi." Kata Alatha keceplosan. Entah mengapa bisa dia tiba-tiba menyebut nama Devan. Yang jelas Alatha tidak sengaja melakukan itu. Sungguh. Alatha menggigit bibir bawahnya setelah menyadari keteledorannya tadi.

Mendengar pernyataan Alatha, Leon hanya menganggukkan kepala paham setelah sebelumnya bergeming sesaat, "oh, tadi Devan ke sini?" Tanya Leon kemudian.

Alatha mengangguk, "iya Kak," katanya, ada jeda sejenak sebelum akhirnya Alatha melanjutkan kata-katanya, "Kakak sama Devan itu saling kenal ya?" Tebak Alatha asal tembak.

Leon mengerutkan dahi, menatap Alatha lamat-lamat, "kenapa lo bisa beranggapan begitu?" Katanya.

"Ya gak tau, saya cuma penasaran aja soalnya kalau saya liat Kakak sama Devan memang kayaknya sudah saling kenal," jawab Alatha, sambil selanjutnya dia meringis menatap Leon, "cuma asal nebak aja sih Kak." Kata Alatha kemudian. Dia tidak mau kalau nantinya Leon malah menganggapnya sebagai orang yang sok tahu tentang hubungan orang lain.

StruggleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang