Definisi menyeramkan itu kamu.
-Struggle
******SEJAK kejadian di kantin kemarin, Alatha sama sekali enggan menampakkan batang hidungnya ke kantin. Bahkan untuk beranjak dari tempat duduknya pun rasanya berat. Dia sungguh tidak tahu harus ditaruh di mana wajahnya setelah kejadian kemarin. Cowok kurang ajar itu telah lancang melukai harga dirinya. Dia telah lancang mencuri ciuman pertama Alatha tanpa permisi. Benar-benar keterlaluan. Alatha tidak menyangka kalau ciuman pertamanya akan dia berikan kepada cowok berandalan macam Devan. Alatha sampai tidak bisa tidur semalaman hanya karena mengingat kejadian memalukan itu.
Belum lagi kesialannya, gara-gara hal itu juga kemarin setelah pulang sekolah dia sempat mendengar umpatan para siswi dan segelintir kakak kelas cewek—yang Alatha yakini mengagumi Devan— yang mengatakan bahwa dirinya tebar pesona dan sok kecantikan karena berani cari masalah dengan Devan. Padahal Alatha sama sekali tidak bermaksud begitu. Dia hanya ingin mendapat penjelasan dari Devan terkait pesan yang tidak sopan itu, tapi apa yang Alatha dapat? Dia malah dipermalukan di depan umum. Manusia memang selalu saja menjudge sesuatu tanpa lebih dahulu mencari tahu kebenarannya.
Maka dari itu ketika tadi teman-temannya mengajaknya ke kantin, Alatha memilih untuk diam di kelas, melanjutkan membaca novel karya Tere Liye yang belum selesai dia baca. Karena tidak bisa berbuat apa-apa lagi, akhirnya teman-temannya terpaksa meninggalkan dia. Mereka mengerti kondisi Alatha sekarang, jadi mereka tidak mau terkesan memaksanya untuk ikut.
Alatha terlihat membolak-balikkan lembar demi lembar novel di tangannya. Matanya memang tertuju ke novel itu, tapi entah mengapa pikirannya melayang-layang kembali ke kejadian di kantin satu hari yang lalu. Setengah mati Alatha ingin menghapus ingatan itu tapi tetap saja tidak bisa. Terlalu sangat membekas di pikirannya sehingga untuk tidur semalam pun Alatha susah. Kali Alatha baru bisa tertidur pulas ketika lewat tengah malam karena terus memikirkan itu bahkan sampai memicu air matanya untuk keluar kembali. Alatha memejamkan mata sambil menggigit bibirnya ketika kembali mengingat bagaimana Devan menciumnya di depan umum. Kali pertama dalam seumur hidup Alatha dicium oleh cowok semacam Devan.
"Aaaaaaah!!" Alatha memekik nyaring ketika ingatan itu muncul. Dia mengusap-usap bibirnya beberapa kali menggunakan telapak tangannya sendiri. Untung saat ini hanya dirinya seorang diri di dalam kelas. Karena semua orang sudah keluar untuk pergi ke kantin dan sebagainya. Alatha benar-benar gila sekarang, Devan benar-benar harus bertanggung jawab karena dia yang telah menyebabkan kegilaannya ini.
Cklek..
Kepala Alatha tertoleh ketika melihat pintu kelasnya terbuka. Alatha pikir itu teman-temannya, atau teman sekelasnya yang lain, tapi ternyata yang muncul adalah.. Devan! Mata Alatha membelalak ketika melihat Devan kini berjalan menuju ke bangkunya. Buru-buru Alatha membereskan novelnya ke dalam tas kemudian bangun dari tempat duduknya bersiap untuk berderap pergi dari sana. Tapi belum sempat dia melenggang pergi melewati Devan, Devan sudah lebih dahulu menahannya dengan mencekal pergelangan tangannya. Alatha termangu. Dia tidak tahu apa lagi yang ingin diperbuat Devan kali ini.
"Duduk! Gua butuh ngomong sama lo sebentar." Katanya meminta Alatha untuk duduk. Karena Alatha tetap berdiri mematung, akhirnya Devan menarik tangannya ke bawah sehingga Alatha terduduk di atas kursi di meja yang ada di depan tempatnya duduk dengan posisi menyamping. Susah payah dia mencoba untuk menahan degupan jantungnya yang enggan berkompromi dan perasaannya yang mulai tidak keruan karena kaget dengan kedatangan Devan yang terlalu tiba-tiba.
Devan mendudukkan tubuhnya ke atas meja di samping Alatha duduk sehingga mereka kini saling berhadap-hadapan, sementara Alatha memilih untuk menundukkan kepala dalam-dalam. "Gua ke sini buat minta maaf." Tukas Devan dengan suara bariton khasnya. "Tadi gua ke kantin nyari lo, tapi lo gak ada makanya gua ke sini." Kata Devan akhirnya. Alatha diam. "Lihat mata gua kalau gua lagi ngomong." Ketus Devan yang kesal karena Alatha terus menundukkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Struggle
Teen Fiction[TAMAT] Dia dingin, posesif, sulit ditebak seperti cuaca dan terkesan angkuh. Dunianya begitu abu-abu, sampai akhirnya dia menemukan seseorang yang membuat dunianya menjadi lebih hidup. Alatha. Seorang gadis yang ternyata mampu menaklukan hatinya ya...