25. Dasar Kepo

1.2K 62 26
                                    


Emang udah jadi kebiasaan kamu ya mau tau urusan orang?
-Struggle
******

   "SEBENERNYA kamu tuh mau bawa saya ke mana sih?!" Seru Alatha yang sudah kepalang kesal dengan perlakuan Devan yang terlalu semena-mena ini terhadapnya.

  Dia sama sekali tidak mau memberi tahu Alatha ke mana tujuan sebenarnya yang ingin mereka tuju. Dia marah pada Devan karena dia juga telah membuat Alatha tidak jadi ikut rapat OSIS yang diselenggarakan hari ini oleh Leon. Padahal dia ingin tahu apa yang dibicarakan oleh OSIS untuk membahas tentang demo eskul itu. Peran Alatha juga penting di sana, pasti akan repot misalnya Alatha nanti tidak tahu tugas ataupun kegiatan apa saja yang harus dilakukannya pada saat demo eskul nanti. Devan benar-benar keterlaluan dia sama sekali tidak mau meminta perizinan dari Alatha dulu sebelum dia mengajaknya.

  Devan melepaskan cekalan tangan Alatha begitu dirinya sudah sampai di parkiran mobil yang ada di belakang sekolah, "gak usah banyak tanya, masuk!" Kata Devan menyuruh Alatha untuk segera masuk ke dalam mobil audi berwarna biru dongker yang sudah dimodif. Bukannya masuk, Alatha hanya bisa diam mematung tidak mengindahkan titah Devan. "Masuk gua bilang!" Sentak Devan lagi.

"Gak mau! Kamu jawab dulu kamu mau ajak saya ke mana? Saya itu lagi ada rapat OSIS gak bisa main tinggal-tinggal gitu aja, kamu ngerti gak sih?" Alatha jadi kesal sendiri. Dia tidak tahu harus bicara bagaimana pada Devan supaya dia bisa mengakhiri ide gilanya ini untuk membawa Alatha pergi.

  Alatha tidak bisa meninggalkan tugasnya sebagai OSIS begitu saja.Walaupun sebenarnya bisa saja Alatha pergi dengan Devan karena dia sudah minta izin pada Ayahnya kalau hari ini pulang telat karena OSIS ada rapat lagi. Tapi kalau Alatha menyalahgunakan izin ini untuk kepentingan lain Ayahnya pasti akan marah besar. Apalagi hanya untuk pergi dengan cowok tidak jelas seperti Devan. Bahkan dia juga tidak memberi penjelasan secara jelas pada Alatha ke mana sebenarnya dia ingin membawa Alatha pergi.

"Nanti juga lo tau, masuk aja dulu apa susahnya sih?!" Devan mulai emosi karena Alatha begitu susah untuk diberi tahu.

"Iya tapi mau ke mana? Kamu gak ada niat jahat sama saya kan?" Alatha kembali berceracau membuat Devan menjadi benar-benar kesal dibuatnya.

  Akhirnya karena pusing sendiri mendengar racauan Alatha, Devan segera membukakan pintu mobilnya dan menarik tangan Alatha untuk segera masuk ke dalam mobil. Tapi belum sempat Alatha masuk ke dalam mobil tiba-tiba saja seseorang menyusul mereka berdua dengan cara sedikit berlari.

"Alatha lo mau ke mana? Lo gak ikut rapat OSIS?" Nadin berkata dengan napas terengah-engah dia sibuk mencari Alatha ke sana- ke mari tadi dan akhirnya menemukannya di sini. Dia menatap Alatha kemudian bola matanya mengarah pada Devan. Dia memang menyusul Alatha ke sini karena kaget begitu Leon bilang kalau Alatha tidak bisa ikut rapat padahal tadi dia ada bersamanya.

"Nadin gue dipaksa dia buat ikut sama dia, lo tolongin gue dong gue gak tau harus gimana, orang ini maksa banget." Alatha meminta tolong pada Nadin. Tapi Nadin malah menjadi seperti orang linglung sendiri berhadapan dengan Devan secara langsung seperti ini.

Nadin menatap Devan. Pun juga sebaliknya. Tapi bedanya Nadin memandang Devan dengan tatapan sendu sementara Devan menatapnya dengan tatapan biasa saja. Ada banyak sekali kisah terselubung yang pernah terjadi antara keduanya. Namun keduanya sama-sama memilih diam. Memilih untuk bisu. Seolah semuanya sudah berlalu dan tidak ada untungnya lagi jika mereka kambali membahasnya.

"Nadin, tolongin gue!" Pekik Alatha lagi membuyarkan tatapan intens Nadin yang tadi sempat terpaku beberapa saat kepada Devan.

"A—aduh, gimana ya, Tha?" Nadin jadi gagap sendiri, "ya udah deh lo pergi aja, nanti tas lo biar gue bawa terus kalau ada tugas atau keperluan apa di OSIS gue kasih tau ke lo." Tukas Nadin yang bukannya membela Alatha atau menolong Alatha membujuk Devan untuk tidak jadi mengajaknya pergi, malah membiarkan Devan mengajak pergi Alatha.

StruggleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang