12. Forgiveness

1.5K 121 82
                                    

Jangan dingin-dingin jadi orang, nanti kalo masuk angin siapa yang mau ngangetin? Jangan tanya aku, soalnya aku gak mau meluk, kita kan belum muhrim!
-Struggle
******

BEL istirahat sudah berbunyi dari lima menit yang lalu namun Alatha dan juga Anna masih berada di sana. Di ruang laboratorium komputer di lantai satu. Anna masih membantu Alatha menyelesaikan tugas yang tadi diberikan oleh Pak Wahyudi, guru TIK, sementara Nela dan Nadin sudah duluan ke kantin karena sudah lapar. Alatha memang kurang suka dengan pelajaran komputer, lebih tepatnya sih kurang mengerti, makanya kadang dia suka kebingungan sendiri bagaimana cara menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan aplikasi software komputer dan lain sebagainya. Apalagi kalau sudah diberi tugas oleh gurunya.

"Nah, udah selesai nih, Tha udah gue save foldernya." Tukas Anna setelah selesai menyimpan data folder tugas milik Alatha.

"Thanks ya, Ann, sorry gue selalu ngerepotin lo tiap mata pelajaran ini." ujar Alatha.

"Santai aja, udah kayak sama siapa aja." kata Anna kemudian. Alatha hanya tersenyum sebagai jawaban.

Selesai me-nonaktifkan komputer mereka masing-masing, mereka berdua segera bergegas meninggalkan ruangan komputer setelah sebelumnya menyalami tangan si guru yang masih ada di sana menunggu semua siswa menyelesaikan tugas. Mereka sudah keluar dari ruang komputer. Baru beberapa langkah menjauh dari kelas komputer, tiba-tiba saja kedatangan seorang siswa mengejutkan Alatha pun juga Anna yang berada di sebelahnya. Sepertinya itu siswa kelas sepuluh juga tapi dari kelas lain, Anna pernah melihatnya kalau tidak salah sewaktu dia diminta wali kelasnya mengambil setiap absen di semua kelas.

"Alatha ya?" tanya cowok itu sambil menatap Alatha.

Alatha memandang heran Anna, seolah tahu maksud tatapan Alatha dia hanya mengangkat kedua bahunya acuh, Alatha kembali menatap cowok di depannya itu dengan heran, "Iya, kenapa ya?" mata Alatha teralih pada sesuatu yang ada di tangannya, sepertinya shortcake rasa strawberry. Alatha sering melihat shortcake dengan merek itu ketika dia mampir ke minimarket tak jauh dari sekolahnya.

Cowok itu langsung menyerahkan shortcake itu pada Alatha membuat kernyitan di dahi Alatha nyata terlihat karenanya, "ini buat lo," tukas cowok itu kemudian.

"Buat gue? Dari siapa? Dari lo?" tanya Alatha yang lantas membuat cowok di depannya menggelengkan kepala. Ah, malu sekali Alatha bisa sampai kege-eran kalau cowok yang sama sekali tidak dikenalnya ini akan memberinya shortcake itu. Mungkin cowok itu akan berpikir kalau Alatha mengira dia ngefans sama Alatha makanya memberinya hadiah makanan seperti ini padahal faktanya bukan dia yang membeli shortcake ini.

"Bukan dari gua. Coba lihat aja di notenya, ada nama yang ngirimnya ko. Udah ya gua cabut." cowok itu segera pergi setelah memberikan shortcake itu pada Alatha.

Alatha dan Anna saling pandang heran, tidak biasa-biasanya ada orang yang memberi kejutan seperti ini pada Alatha, membuat Alatha bertanya-tanya sendiri dalam hatinya siapa orang yang memberikan ini padanya, "dari siapa ya, Ann?" bingung Alatha penasaran.

"Liat aja isi notenya, Tha." titah Anna.

   Alatha mencari-cari di mana letak keberadaan note yang dimaksud Anna maupun cowok yang tadi memberikan kue ini padanya. Kesal sendiri karena tak kunjung ketemu, Alatha menyerah dan berkata, "mana deh? Gak ada note apa-apa tuh." Tukas Alatha kelimpungan sendiri.

StruggleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang