15. Teman Baru di Line?

1.5K 105 106
                                    

Kirain orang jutek kayak lo gak suka cewek.
-Struggle
*****

   DEVAN hampir saja meledak kalau saja dia tidak bisa menahan emosinya terhadap cewek yang di depannya saat ini. Cewek itu selalu membuntutinya ke mana-mana. Mulai dari kedatangannya ke sekolah pagi menjelang siang ini sampai sekarang ketika jam pelajaran kedua berlangsung. Cewek itu benar-benar masuk ke kelas Devan dan duduk di sampingnya, nekat bolos pelajaran di kelasnya demi untuk bisa berduaan dengan Devan.

   Devan masih bisa sabar untuk jam pelajaran pertama cewek itu di kelasnya. Pak Suyanto —guru sejarah— sudah tua, tidak sadar keberadaan cewek itu di dalam kelasnya terlebih siswa yang lainnya tidak ada yang berani buka suara karena tau cewek di sampingnya ini adalah trouble maker sekolah.

   "Devan bangun dongg, kok guenya dicuekin terus sih? Pak Suyantonya udah pergi tuh, udah mau ganti pelajaran. Lo mau sampai kapan tidur terus?"

   Devan semakin kesal mendengar cewek ini kembali berkoar. Dia sukses besar membuat Devan menjadi tidak mood untuk ikut jam pelajaran yang selanjutnya. Maksudnya, Devan memang tidak peduli dengan guru-guru yang masuk dan mengajar di kelasnya sebab biasanya Devan memang tidak pernah tertarik untuk belajar, sudah ada di dalam kelas seperti ini saja sudah puji syukur.

  Walaupun pada akhirnya Devan memilih untuk tidur menelungkup di bangku paling pojok belakang tanpa berminat sedikitpun mendengarkan gurunya menerangkan pelajaran. Karena selain pelajaran saat ini membosankan, Devan juga merasa tubuhnya sedikit kurang fit karena kejadian hujan-hujanan ketika dia mengajak Alatha makan bersama dua hari kemarin.

  Untungnya gurunya saat ini Pak Suyanto jadi dia bisa tidur tanpa harus ketahuan, karena pada dasarnya Pak Suyanto memang rabun jauh jadi tidak bisa melihat jelas walaupun sudah memakai kaca mata.

   Biasanya kalau sedang benar-benar malas Devan hanya titip absen pada teman-temannya —walaupun kadang teman-temannya juga ikutan bolos— walaupun pada akhirnya namanya tetap dicoret karena biasanya guru SMA langsung mengabsen dengan memanggil nama siswanya. Pernah sekali Maxime yang menyahut ketika nama Devan dipanggil begitu kelas sedang diabsen —itu terjadi sekitar dua hari yang lalu—namun sayang Bu Ratih yang memang termasuk guru killer di sekolah menyadarinya dan langsung meminta Maxime mencari Devan kemudian keduanya dihukum.

   "Devan."

   Telinga Devan semakin panas ketika mendengar suara itu lagi, dia bangun lalu berseru nyaring tepat di depan wajah cewek itu, "Berisik!" Devan menggebrak mejanya kasar kemudian segera bangun dari tempat duduknya dan melenggang pergi meninggalkan kelas dan juga teman-teman sekelasnya yang menatapnya sambil geleng-geleng kepala.

  Melihat hal itu cewek yang adalah Gita itu tidak tinggal diam, dia segera bergegas menyusul Devan dengan cara apapun.

   "VAN! MAU KE MANA LO?" Maxime memekik nyaring dari pintu kelasnya melihat Devan pergi. Devan tidak menyahut dan langsung pergi begitu saja, dengan Gita yang masih membuntuti di belakangnya

   Devan mempercepat langkahnya dengan berharap cewek itu tidak lagi membuntutinya. Tapi kenyataannya malah sebaliknya, Gita masih terus mengejarnya sampai keluar kelas. Menyadari gadis itu masih saja mengikutinya, Devan segera menghentikan langkahnya. Alhasil Gita yang berlari tepat di belakangnya langsung menabrak punggung keras Devan dan itu sukses membuat keningnya terasa sakit, "Aduh, Devan sakit tauk!" Rutuk Gita sambil memegangi keningnya.

   "Bisa gak sih, lo jauh-jauh dari gua?" Tanya Devan dingin.

   "Gak bisa Van, gue udah jatuh cinta sama lo, jadi gue gak bisa jauh-jauh dari lo." Tukas Gita dengan nada manja yang membuat perut Devan mendadak mual karenanya.

StruggleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang