89. Struggle (2)

383 32 14
                                    

"Hargai sebelum pergi, jaga selagi ada"
-Struggle
*****

   SIANG ini setelah pulang dari sekolah, Alatha sudah berencana untuk datang berkunjung lagi ke kantor polisi. Alatha sudah siapkan tekad. Dia ingin angkat bicara dan bilang yang sejujurnya pada Devan kalau dia ingin memperbaiki hubungan mereka yang tidak berakhir baik. Alatha sudah memikirkan-nya matang-matang, dia berpikir kalaupun pada akhirnya mereka tidak dapat bersatu lagi setidaknya hubungannya dengan Devan bisa baik lagi. Alatha tidak keberatan jika pada akhirnya hubungan mereka hanya berakhir sebagai teman. Dan dia berharap Devan juga berpikiran yang sama dengannya. Alatha juga berharap dengan begitu, walaupun status mereka hanya teman, Alatha tetap bisa menasehati Devan agar tetap pada jalan yang benar supaya semua kekhawatiran akan kondisi kesehatan Pandu —Ayah Devan dan Leon— yang sebelumnya sempat ditakutkan oleh Leon tidak terjadi.

Kali ini, Alatha datang bersama dengan Nela. Nela bilang dia ingin bertemu Maxime. Selain karena rindu, Nela juga sekalian ingin meminta penjelasan pada Maxime terkait masalah yang membuatnya sampai ikut terlibat tawuran kemarin. Akhirnya sekalian dan karena nanti sepanjang perjalanan ke sana ada teman, Alatha mengiyakannya. Lagipula jarak dari sekolahnya ke sana lumayan jauh, dengan adanya Nela dia jadi ada teman bicara.

Singkat cerita Alatha dan Nela sudah sampai di kantor polisi. Perjalanan tadi lumayan melelahkan karena lagi-lagi Alatha harus menahan sabar menunggu angkutan umum yang terlalu lama ngeteam untuk menunggu penumpang penuh untung kali ini dia bersama dengan Nela jadi dia tidak bosan selama menunggu karena ada teman ngobrol. Alatha dan Nela mulai memasuki perkarangan kantor kepolisian Cipicung itu. Alatha sedikit terkejut karena dia kembali bertemu dengan polisi yang waktu itu juga bertemu dengannya.

"Eh si Eneng lagi, pasti mau ketemu lagi sama pacarnya ya?" Goda polisi itu pada Alatha. Sementara Nela menatap Alatha penuh tanya, Alatha hanya bisa senyam-senyum merespon perkataan polisi itu.

"Iya Pak, saya mau ketemu sama pacar saya, Maxime namanya. Kalau temen saya— gak tau deh kayaknya mah bukan pacar deh Pak tapi mantan pacar lebih tepatnya." Frontal Nela yang lantas dibalas dengan cubitan pelan di lengan kirinya oleh Alatha. "Awh.. sakit, Tha! Sadis banget sih lo jadi cewek." Sungutnya.

"Ya lagian lo asal ngomong aja." Omel Alatha.

"Ya emang bener kan lagian?" Tukas Nela. Alatha hanya memberengut.

"Oalah ternyata mantannya toh, pantesan waktu pertama kesini malah disuruh pulang." Tukas polisi itu lalu tertawa, "tapi kok ini dateng lagi? Mau ngajak balikan ya? Kangen kamu ya? Nyesel udah mutusin ya?" Goda polisi yang entah mengapa malah terdengar menjengkelkan di telinga Alatha.

"Enggak Pak, bukan gitu kok. Saya cuma pengen ketemu aja, ada urusan yang belum selesai soalnya." Kata Alatha. "Bisa tolong panggilin Devan lagi gak ya Pak? Sekalian sama pacar temen saya juga." Kata Alatha.

"Oh begitu hahaha, ya sudah tunggu sebentar ya, Bapak panggilkan." Kata pria berusia lima puluh tahunan itu yang kemudian melangkah hendak memanggil Devan dan juga Maxime.

Setelah menunggu beberapa menit, polisi tadi pun kembali dan membawa serta Maxime bersama dengannya. Namun, Alatha sempat terkejut karena Maxime hanya sendirian, Devan tidak ikut bersamanya.

"Sayangg aku kangennnn!" Nela segera melabuhkan tubuhnya memeluk erat Maxime begitu cowok itu datang dengan wajah yang semula kusut yang kemudian berubah menjadi sumeringah begitu melihat reaksi Nela yang tetap manja seperti biasanya. Padahal awalnya mungkin Maxime agak takut kalau Nela akan memaki-makinya.

StruggleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang