59. Official Day

809 54 22
                                    

The best love story is when you fall in love with the most unexpected person at the most unexpected time.
-Struggle
*******

MOBIL audi milik Devan telah tiba di perkarangan rumah milik orang tua Alatha. Setelah sampai Alatha tidak langsung turun dari mobil melainkan diam dulu mengamati keadaan sekitar. Semoga saja Ayahnya tidak melihat kedatangan mereka karena kalau sampai Ayahnya lihat, Alatha takut nantinya akan jadi masalah seperti saat terakhir kali Devan mengantarnya pulang. Ini semua gara-gara Devan, padahal tadi bisa saja dia pulang sendiri naik taksi, tapi dia tetap bersikeras untuk mengantarnya pulang. "Mau turun apa mau gua bawa pulang ke rumah gua lagi?" Tanya Devan sambil membuka pintu mobilnya dan hendak keluar dari mobil.

  "Jangan turun dulu!" Alatha refleks mengambil tangan Devan dan menahannya untuk tidak keluar dari mobil. Devan lantas diam bergeming menatap tangan Alatha yang menggenggam pergelangan tangannya kemudian mengalihkan tatapan elangnya untuk menatap Alatha. Terjadi adegan tatap menatap selama beberapa detik sebelum akhirnya berakhir begitu Alatha melepaskan tangan Devan dan memutuskan kontak mata dengan cowok itu. Tanpa sadar, Devan tersenyum kecil dan karena hal itu Alatha menjadi salah tingkah.

Devan segera turun dari mobil tanpa mau mendengarkan perkataan dari Alatha lagi. Karena Alatha tidak juga keluar dari mobil akhirnya dia berjalan ke arah pintu mobil yang satunya dan membukakan pintunya untuk Alatha kemudian berkata, "lo sengaja gak mau turun biar gua bukain pintunya kan?" Ujar Devan, "udah gua bukain. Turun." Titah Devan yang hanya mendapat cebikkan dari Alatha.

  Benar-benar, walaupun menyebalkan tapi sikap Devan yang seperti inilah yang membuat Alatha menjadi nyaman saat bersamanya. Alatha rindu dengan sikap Devan yang dingin tapi selalu menghangatkan baginya.

  "Bukannya gitu," kata Alatha kemudian mengalihkan pandangan matanya menatap ke kanan dan ke kiri membuat Devan juga melakukan hal yang sama seperti yang dia lakukan, "saya takut Ayah saya tau." Kata Alatha memasang ekspresi cemas.

"Kalau gak mau Bokap lo tau makanya cepetan turun, kalau lo kelamaan di sini malah keburu Bokap lo keluar lagi kayak waktu itu." Tukas Devan membuat Alatha langsung mengingat waktu terakhir kali Devan mengantar dirinya pulang.

Saat itu Ayahnya tiba-tiba saja keluar dari rumah dan melakukan hal yang tidak menyenangkan kepada Devan yang membuat Alatha menjadi tidak enak hati padanya. Alatha sampai sekarang masih bingung kenapa Ayahnya bisa tau dia tidak ikut rapat OSIS. Kalau teman-temannya bilang yang telah mengadukan hal itu pada Ayahnya adalah Nadin. Tapi anehnya Alatha masih tidak percaya kalau Nadin pelakunya. Ah, memang dasar Alatha saja yang terlalu polos.

Akhirnya, merasa apa yang dikatakan Devan ada benarnya juga. Alathapun segera turun dari mobil Devan. Baru saja menjejaki kakinya ke atas aspal, tiba-tiba saja terdengar bunyi pintu gerbang rumahnya terbuka. Alatha lantas langsung membelalak kaget dan mendadak panik karena takut kalau yang membuka pagar itu adalah Ayahnya. Namun, dia akhirnya bisa bernapas lega begitu melihat kalau ternyata yang membuka pagar rumahnya adalah Icha.

"KAK ATHA!" pekik Icha begitu melihat siapa yang datang, "Kakak ke mana aja sih? Kok lama banget pulangnya sampe sore gini? Icha takut sendirian di rumah tauk!" Begitu keluar dari gerbang rumahnya Icha segera berlari ke arah Alatha sambil mencak-mencak.

Melihat raut wajah Adiknya yang sepanik ini Alatha lantas menautkan alis heran, "kamu sendirian? Emang Ayah sama Bunda mana?" Tanya Alatha bingung sambil mengalihkan pandangannya ke arah gerbang rumahnya yang masih terbuka.

"Bunda nganterin Ayah ke bandara dari jam sebelas tadi, abis itu katanya Bunda mau sekalian mampir ke rumah Budeh Anin sebentar. Ayah dipanggil buat ikut dinas dadakan sama atasannya ke Papua, Kak." jelas gadis berambut panjang sebahu dan poni menutupi alis tersebut.

StruggleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang