44. Kecelakaan

1K 52 16
                                    

Mengalah bukan berarti kalah.
-Struggle
*****


DEVAN dan juga Leon sudah ada di arena start sekarang. Semua orang yang ingin menyaksikan pertandingan balap berkumpul di sisi-sisi jalan memenuhi jalanan sejauh kurang lebih seratus meter dari garis start. Riuh ramai penonton balap mulai tedengar memekakkan telinga. Sebenarnya bukan hal tabu lagi bagi mereka menyaksikan pertandingan balap liar seperti ini, tapi entah mengapa ketika tahu kalau yang akan ikut tanding kali ini adalah Devan, mereka menjadi bersemangat.

   Terlebih para gadis, bukan hanya karena ada Devan saja tapi juga Leon. Bagi mereka kedatangan peserta balap seperti Devan dan Leon sama mengejutkannya dengan kedatangan tamu artis papan atas. Karena bagi mereka keduanya sama-sama mempunyai paras yang tampan dan karismatik. Bikin setiap gadis tidak bisa mengalihkan pandangannya ke lain arah selain mereka.

  Kalau untuk kaum laki-lakinya, mereka bersemangat karena tahu kemampuan asli Devan di arena seperti apa. Sebagian besar orang yang ada di tempat ini memang sudah mengenal Devan sejak awal karena Devan dulu sering datang ke sini. Mereka senang karena bisa menyaksikan Devan bertanding lagi. Biasanya dulu penampilan Devanlah yang selalu ditunggu-tunggu karena selain jago balapan Devan juga sering menghibur dengan aksi nge-driftnya yang keren dengan mobil kesayangannya itu.

   Tapi sayang, sekarang ini Devan sudah jarang berkunjung dan mereka tidak ingin Devan menjawab jujur kenapa dia jarang berkunjung karena mereka tahu kalau Devan sangat tidak suka dengan orang yang ingin tahu dan ikut campur mengenai hidupnya.

  Dari dalam mobil yang jendelanya sengaja dibuka, Devan menoleh ke arah Leon yang ada di sebelah kirinya lalu berkata, "Takut?" Katanya dengan memasang smirk khasnya.

   Leon hanya bisa tersenyum kecil lalu berkata, "you wish." Katanya lalu kembali fokus menatap ke depan.

  Selang beberapa menit berikutnya, terlihat seorang perempuan berjalan ke arah arena balap lalu berdiri di antara mobil Devan dan Leon sambil membawa dua bendera berwarna putih hitam kotak-kotak pertanda balapan akan segera dimulai. Sorak-sorai kembali riuh terdengar menyuarakan nama Devan. Tapi Leon tidak peduli, dia tetap fokus untuk bisa memenangkan balapan.

  "Get ready! Set! And- GO!"

   Kedua mobil melesat cepat meninggalkan garis start begitu perempuan tadi memberikan aba-aba. Devan memacu kendaraannya dengan kecepatan di atas rata-rata. Dia sama sekali tidak membiarkan Leon yang posisinya berada di belakangnya untuk menyalip. Semakin jauh dia dari garis start semakin cepat pula laju mobilnya.

   Kabut tipis yang tersebar di sepanjang jalan sama sekali tidak berpengaruh apa-apa bagi Devan. Matanya memiliki kemampuan untuk melihat setajam elang. Devan benar-benar sudah terlalu profesional mengemudikan mobil di lintasan. Kalau Leon menyadari hal ini dari awal, pasti dia akan berpikir dua kali dulu sebelum menantang untuk balapan mobil bersama Devan. Leon memang mahir mengendarai mobil, tapi tidak semahir Devan.

  Ciiitttt.. Devan menginjak rem ketika tiba di tikungan pertama yang lumayan tajam dan di saat itu pula Leon mengambil kesempatan untuk dapat menyalip Devan dan kini dia berhasil berada di posisi paling depan. Melihat Leon berada di depannya, Devan tidak tinggal diam, dia kembali menyalip Leon walaupun tidak langsung bisa melakukannya begitu saja karena Leon juga tidak mau mengalah untuk memberikan ruang supaya Devan dapat kembali menyalipnya.

"SHIT!" Devan merutuk tatkala usahanya untuk menyalip tetap gagal, "gua gak akan biarin si Brengsek itu menang." Katanya bermonolog.

StruggleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang