Chapter 2

3.4K 317 16
                                    

Pada hari berikutnya, Presdir Oh mengumumkan tentang pensiun nya kepada semua karyawan, dan ia akan mengadakan farewell party di hari Jumat jam 7 malam, ia juga mengatakan bahwa Oh Sehun, anak semata wayangnya akan ia ajak ke SM Corporation pada hari yang sama, ia ingin memperkenalkan seluruh karyawan agar anaknya dapat mengenal dengan baik seluruh bawahannya dan memiliki gambaran bagaimana ia akan me-manage perusahaan ayahnya nanti.

Junmyeon menelan ludahnya kasar, ia akan bertemu Oh Sehun dalam waktu beberapa hari saja, sekujur tubuhnya langsung terasa dingin dan berkeringat

"Myeon..? Apa kau baik-baik saja?"

Junmyeon sedikit terkejut ketika sahabatnya menepuk pundaknya dari belakang

"Ah.. Baek.. aku tidak tahu, aku merasa sangat gugup akhir-akhir ini"

"Hey tenanglah, maaf soal perkataan ku kemarin, hal itu pasti membuatmu jadi khawatir, tolong lupakan tentang rumor itu, percayalah semua akan baik-baik saja"

Sahabatnya berusaha menenangkan nya, tapi Junmyeon hanya bisa tersenyum kaku

.

.

.

Hari-hari berlalu sangat cepat, akhirnya hari yang paling tidak diinginkan Junmyeon datang, yaitu hari Jumat, rasanya ia tidak ingin melangkahkan kaki keluar dari apartemen mewah yang sekarang ia tinggali, membayangkan hal-hal buruk yang akan terjadi apabila ia bertemu dengan seorang Oh Sehun, namun ia tak punya pilihan lain.

Sesampainya di kantor, ia benar-benar gugup, telapak tangannya berkeringat, jantungnya berdetak sangat cepat. Junmyeon tidak bisa berhenti memainkan jarinya, ia akhirnya memutuskan untuk pergi ke pantry dan membuat kopi, ia berharap aroma dari kopi dapat membantunya relax sejenak.

Junmyeon memang pandai membuat kopi, mengingat kakak tiri nya adalah seorang barista, ia belajar banyak dari kakak tiri nya itu.

"Aaah.. aroma kopi memang tidak pernah mengecewakan"

Ketika ia hendak berbalik seseorang berdiri tepat di belakang nya dan menyenggol tangannya, hal tersebut mengakibatkan kopi panas di dalam cangkir yang ia pegang sebagian berhamburan ke tangan mungilnya dan sebagian lagi mengenai pakaian orang yang berdiri di belakangnya

"Ouch..! Ow.. ow!" Junmyeon merintih saat merasakan kulitnya terbakar oleh kopi panas yang mengenai tangannya

"Ugh shit!" Di saat yang bersamaan ada suara umpatan dari seseorang

Junmyeon mengangkat kepalanya dan menatap orang itu, ia melihat setelan jas nya kotor akibat kopi yang berhamburan

"M-maafkan aku!" Junmyeon refleks dan mengambil sapu tangan dari saku nya, kemudian mengelap baju orang itu dengan sapu tangannya

"Cukup jangan sentuh saya! Noda itu tidak akan hilang berapa lama pun kau menggosoknya" orang itu melangkah mundur dan menatap Junmyeon dengan tatapan yang sangat dingin

"A-aku benar-benar tidak sengaja, aku akan mengganti rugi untuk pakaian mu" suara Junmyeon bergetar, ia benar-benar takut, dan ia samasekali tidak familiar dengan orang ini

"Tidak perlu, saya tidak butuh uangmu. Daripada memikirkan bajuku sebaikanya cepat basuh tanganmu dengan air dingin agar luka bakar nya tidak menjadi parah, dan bereskan semua kekacauan ini"

Belum sempat Junmyeon menjawab, lelaki itu sudah keluar meninggalkan Junmyeon yang gemetar.

Junmyeon meringis ketika air dingin membasahi tangannya yang terbakar, kulit putihnya langsung berubah menjadi kemerahan setelah terkena cairan panas itu, setelah membasuh lukanya, junmyeon mengelap tumpahan kopi yang berserakan di lantai

Twenty FourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang