Junmyeon masih menutupi wajahnya yang nyeri akibat pintu yang membenturnya, walau ia masih merasa sedikit pusing, ia berusaha kembali bangkit
"Aku sungguh tidak sengaja, apa kau baik-baik saja?"
"Sehun Hyung..?" Junmyeon langsung mengenali orang yang ada di hadapannya
"Coffe Boy?"
Setelah melihat wajah Sehun, Junmyeon jadi teringat cerita dari Presdir Oh, ia berpikir pasti sulit bagi Sehun untuk menerima kepergian ibunya pada saat itu. Junmyeon yang tadinya sudah berhenti menangis, mulai berkaca-kaca, pelupuk matanya sudah dibanjiri air mata.
"Hyung..." Junmyeon langsung memeluk Sehun dengan sangat erat dan membenamkan wajahnya di dada Sehun
Kau tidak sendirian Hyung, batin Junmyeon
"A-ap-? Kau-"
Junmyeon menangis tersedu-sedu di dada Sehun, hal ini membuat Sehun tak tega mendorongnya. Sungguh Sehun tidak suka bersentuhan dengan orang yang tidak begitu ia kenal, apalagi dipeluk. Akan tetapi sepertinya ini pengecualian, mengingat ia sudah menyakiti Junmyeon, ia membiarkan lelaki mungil itu memeluknya untuk beberapa saat
"Apakah sangat sakit?" Sehun bertanya pada coffee boy nya
Menyadari tindakan bodohnya, Junmyeon langsung menarik wajahnya dan melangkah mundur
"M-maaf Hyung! a-aku tidak bermaksud lancang, aku hanya-"
"Hidungmu"
Junmyeon terdiam sesaat
"Hidung...?" Junmyeon menyentuh hidungnya dengan jarinya
Darah
Junmyeon mimisan akibat terbentur pintu dengan sangat keras
"..! Hyung..! b-bajumu! bajumu jadi kotor- maaf- aku"
"Gunakan ini" Sehun memberikan sapu tangannya pada Junmyeon
"Tidak Hyung, nanti aku akan mengotorinya"
"Dasar bodoh, kau tidak perlu memikirkannya, sudah pakai saja"
"B-baik Hyung.."
"Apa kau pusing? Apa kau sanggup berjalan?"
"Ya, Hyung tidak perlu khawatir, ini hanya luka kecil" Junmyeon memberikan senyum manisnya
"Kalau itu hanya luka kecil, kau tidak akan menangis dan memelukku"
"Ah..! anu- itu- saya- maaf"
"Pulang dan beristirahatlah, aku minta maaf sudah melukaimu"
Sehun beranjak pergi meninggalkan Junmyeon
"H-hyung!"
Sehun berbalik dan menatap Junmyeon
"Sapu tanganmu.. akan kukembalikan setelah ku cuci"
"Tidak usah, untukmu saja"
Sehun berjalan pergi meninggalkan Junmyeon
Junmyeon merasakan beberapa pasang mata sedang memperhatikannya, ia langsung cepat-cepat masuk ke dalam toilet dan menutup pintunya. Ia membasuh wajahnya dengan air, menghilangkan sisa noda darah yang mengering di hidungnya dan sedikit menyamarkan matanya yang bengkak akibat terlalu banyak menangis.
Lelaki manis itu kemudian pulang ke apartemen barunya dan langsung mandi, setelah hari yang sangat melelahkan, berendam di air hangat sangat membantunya melepas penat.
Setelah mandi, Junmyeon membaringkan dirinya di kasur. Ia memandangi sapu tangan Sehun, terlihat bercak darah yang lumayan pekat di bagian tengahnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Twenty Four
FanfictionSemenjak bertemu dengan Oh Sehun, Seorang Kim Junmyeon harus merasakan cobaan terberat dalam hidupnya WARNING! Mature Content 🔞 Boy x Boy Relationship Alpha, Beta, Omega Fanfiction Note : Mohon untuk membaca part "What is ABO?" terlebih dahulu agar...