Chapter 3

3.3K 308 23
                                    

Setelah selesai berkenalan dengan seluruh karyawan, Sehun langsung mengalihkan pandangannya tepat ke arah Junmyeon

Junmyeon yang sedari tadi menunduk dan berkeringat tidak bisa berhenti memainkan jarinya

Tiba-tiba ia merasa seseorang sedang berdiri di belakangnya. Junmyeon memberanikan diri menengadah keatas dan betapa terkejutnya ia ketika melihat wajah calon presdirnya tepat di hadapannya

"Ayo ikut saya"

Sehun langsung pergi meninggalkan office, diikuti oleh Junmyeon yang gemetar. Kaki-kaki Sehun yang panjang membuat langkah yang cukup jauh sehingga membuat Junmyeon harus sedikit berlari agar tidak tertinggal. Sesampainya di pantry, Sehun membukakan pintu untuk lelaki mungil tersebut

"Masuk"

Junmyeon hanya mengangguk, mereka berdua masuk ke pantry dan Sehun menutup pintunya.

Sehun menyadarkan punggung lebarnya ke dinding, ia melipat tangannya dan menatap Junmyeon dengan tatapan dingin

Sungguh, Junmyeon ingin mati saja rasanya pada saat itu, ia sudah menduga bahwa Sehun pasti marah besar karena insiden tadi pagi

"T-tuan.. soal tadi pagi.. mohon maaf, s-saya benar-benar ti-"

"Buatkan aku kopi"

Junmyeon yang tadinya menunduk langsung menegakkan kepalanya seolah tidak percaya mendengar perkataan calon presdir barunya

"Eh..?"

"Buatkan kopi untukku, apa kurang jelas?"

Junmyeon terdiam sesaat

"S-sangat jelas Tuan! M-mohon menunggu, akan saya buatkan" teriaknya gugup

Omega itu merasa sedikit lega karena ternyata Sehun tidak mengomeli atau menghukumnya, dengan cekatan ia langsung membuatkan kopi untuk Sehun, walaupun sebenarnya ia masih tidak mengerti mengapa Sehun menyuruhnya membuatkan kopi

"Silakan Tuan" Junmyeon memberikan secangkir kopi yang telah ia buat

Sehun mencicipi kopi tersebut dan meletakkan cangkirnya diatas meja

"Jangan panggil saya Tuan"

"B-baik, Presdir Oh"

"Jangan panggil saya dengan sebutan itu"

Junmyeon tidak tau harus memanggilnya apa, jadi ia hanya diam

"Panggil saya Sehun"

"T-tapi itu sangat tidak sopan Tuan"

"Bukankah lebih tidak sopan kalau kau menolak permintaanku?"

"Maaf saya tidak bermaksud Tuan- um maksud saya, Sehun"

"Berapa umurmu?"

"Tahun ini saya beranjak 24 tahun Tuan"

"Sudah kubilang jangan panggil saya tuan, saya tidak suka"

"Ma-maaf"

"Kalau kau merasa canggung memanggil namaku, kau boleh memanggilku Hyung"

"Sehun.. hyung..?"

"Lebih baik"

Sehun kembali menyesap kopi buatan Junmyeon

"Darimana kau belajar membuat kopi?"

"Kakak saya bekerja sebagai barista di cafe Universe"

"Hmm" Sehun hanya menggumam seolah tidak tertarik

"Anda menyukai kopi, Hyung?"

"Ya, aromanya membuatku tenang, terutama ketika aku sedang stress"

Twenty FourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang