Chapter 144

952 113 21
                                    

"B-bagaimana bisa?!" Tanya Tuan Oh yang masih shock

"..."

"B-baiklah, aku akan segera kesana!"

"Ada apa Tuan? Anda terlihat pucat" Tanya wanita itu keheranan karena Tuan Oh berbicara dengan nada yang cukup tinggi

"N-nona Hwang.. saya mohon maaf sebesar-besarnya. Sepertinya pembicaraan kita harus ditunda.."

"Ditunda..? Apakah anda memiliki urusan mendadak?"

"Iya.. anakku.. dilarikan ke klinik karena pingsan.. penyebabnya belum diketahui pasti.. jadi saya harus kesana" ucap Tuan Oh tergesa-gesa

"Omo! P-pingsan?! Apabila anda berkenan, saya ingin ikut menjenguknya Tuan.. karena.. secara tidak langsung, anak anda adalah client saya juga"

"Anda sungguh baik Nona, akan tetapi apabila anda sibuk, anda tidak perlu repot-repot melakukannya"

"Tak apa Tuan.. suatu kehormatan bagi saya apabila anda mengizinkan saya untuk menjenguk anak anda.."

"Baiklah kalau begitu, terima kasih banyak untuk perhatian anda Nona Hwang.. anda bisa ikut dengan saya.."

.

.

.

Sesampainya di klinik, Tuan Oh dapat melihat anaknya sedang terbaring dengan wajah penuh luka. Walaupun Jongdae memang sudah membersihkan lukanya. namun luka bekas pukulan yang sudah menjadi lebam tidak dapat hilang dalam waktu singkat

"Oh Tuhan! Sehun, apa yang terjadi padamu nak?" Sang Ayah cukup histeris melihat penampakan anaknya yang mengenaskan

Eh..? Apa aku tidak salah dengar? Nama anaknya.. Se.."

"S-SEHUN?!" teriak wanita itu shock ketika melihat pemuda yang terbaring di ranjang klinik, namun ia langsung refleks menutup mulutnya karena merasa jeritannya terdengar cukup kencang

"T-t-tuan.. j-jadi.. Sehun adalah..... anak anda..?"

Tuan Oh hanya mengangguk

"Ada apa Nona..? Apakah anda mengenal Sehun..?"

"A-aku temannya Tuan, um maksudku Paman. Aku Tiffany. Apa kau mengenalku?"

Tuan Oh terdiam sejenak, namun nama Tiffany sangat tidak familiar di dalam memory nya

"Maaf nak, tapi.. aku tidak mengenalmu"

"Aku adalah-"

"Tuan Oh, anda sudah sampai?" tanya Jongdae yang tiba-tiba masuk dengan napas tersengal-sengal

"Jongdae! B-bagaimana kejadiannya? bisa kau ceritakan padaku? mengapa Sehun jadi seperti ini?" tanya sang Ayah dengan panik

"Tenang dulu Tuan.. saya pun tidak mengetahui detailnya, tapi saya bertemu dengan Sehun yang berjalan sempoyongan di jalan, dengan keadaan wajah penuh luka, ketika saya mengajaknya berbicara, tak lama kemudian ia muntah darah dan pingsan"

"M-muntah darah?!"

"Iya Tuan, kemungkinan besar Sehun juga mengalami luka dalam"

"Apa kau melihat siapa yang melakukan ini semua?"

"Maaf Tuan.. saya tidak melihatnya.."

Sang Ayah hanya bisa menggeleng pasrah dengan mata berkaca-kaca. Hatinya hancur melihat anak semata wayangnya diperlakukan seperti itu oleh orang lain

"Jongdae, aku ingin kau melakukan semua tes yang diperlukan, aku takut anakku mengalami luka dalam yang sangat parah"

"Saya baru saja melakukannya Tuan, sekarang hanya tinggal menunggu hasil"

Twenty FourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang