Setelah tiga purnama berlalu, semuanya mulai kembali pada titik semula.
Seakan kecelakaan kemarin tidak pernah terjadi, semua orang pun turut kembali pada kesibukan masing-masing. Termasuk Johnny tentunya.
Bahkan satu hari setelah kepulangan Kun pun, ia tetap pergi ke kantor walau hanya setengah hari, ia tidak sepenuhnya meninggalkan pekerjaan.
Jika disebut pria penggila pekerjaan, mungkin Johnny takkan membantah karena predikat itu memang cocok untuknya.
Johnny berserta perusahaannya, Taeyong beserta rancangannya, Doyoung dengan musiknya, dan Kun bersama restorannya.
Oh...
Jika kalian bertanya tentang pekerjaan para Eliezer, khusus kali ini adalah penjelasan singkatnya.Pertama si sulung Johnny.
Sebagai anak pertama yang mewarisi seluruh aset juga bertanggung jawab atas pengelolaannya. Tak perlu di tanya pun, sudah pasti Johnny bekerja di perusahaan keluarga sendiri. Bukan bekerja, mungkin lebih tepatnya mengelola.
Perusahaannya bergerak dalam bidang industri dan pertambangan. Merawatnya sendiri tanpa bantuan adik-adik tercinta. Johnny selalu bilang biarlah ia berkutat sendiri, asal adik-adiknya bisa mengejar mimpi mereka sampai ke langit.Definisi kakak terbaik sepanjang masa.
Yang kedua, ada Taeyong. Si kakak perfeksionis yang begitu mencintai busana beserta keindahannya.
Si manusia manekin ini memiliki merek sendiri untuk pakaiannya. Ty Fashion adalah sebuah rancangan impian dengan kesempurnaan detail di atas rata-rata. Meskipun belum seterkenal merek yang lain, busana rancangan Taeyong tetap laris di kalangan atas. Ia tidak berniat untuk menjadi terkenal, menyaksikan rancangannya di satu butik di Perancis pun ia cukup puas.Ketiga ada si ganas manis Doyoung.
Memiliki julukan kelinci liar—itu kata Taeyong— Doyoung punya dunianya sendiri. Saat kebahagiaan Johnny berpangku pada harga saham, dan Taeyong pada rancangannya, Doyoung akan selalu bahagia ketika bisa menciptakan suatu karya seni berupa alunan lagu yang indah.
Terlahir dengan bakat seni, Doyoung menikmati hidupnya sebagai seorang pemusik muda yang terkenal. Punya tiga album, nyatanya belum cukup membuatnya puas. Selama penggemarnya tetap ada, maka musik Doyoung pun akan setia menemani.Memuakkan kalau kata Taeyong, tapi Doyoung bangga mendengarnya.
Terakhir, ada si bungsu Kun.
Definisi dari manusia lembut berhati kapas berkulit sutera—untuk poin terakhir itu tambahan dari Johnny— Karena terlalu malas bersaing dengan ketiga kakaknya yang sudah merenggut segala profesi untuknya, akhirnya Kun memilih untuk menjadi seorang koki. Sebagai anak bungsu, ia samasekali tak berminat mengikuti jejak salah satunya.Untuk menjadi seperti Johnny, Kun meringis. Walaupun tumbuh besar di lingkungan pengusaha. Sejak kecil Kun tidak pernah menyukai apapun yang berhubungan dengan saham, investasi, dan sebangsanya. Melihat wajah kaku Johnny setiap hari saja ia sudah bosan. Apalagi kalau harus mengalaminya sendiri. Kun bisa mati muda karenanya.
Lalu untuk menjadi desainer seperti Taeyong ia pun tak mau, ia sudah cukup pusing setiap kali pergi ke kamarnya, Kun selalu di suguhi ‘pemandangan’ tumpukan gulungan kertas rancangan gagal yang berserakan di lantai.
Dan untuk menjadi penyanyi seperti Doyoung. Ia lebih tidak mau lagi. Walau ia pun memiliki suara yang merdu—begitupun dengan Johnny dan Taeyong— Kun tak pernah benar-benar berniat untuk terjun kedalamnya. Ia memang mencintai musik, bahkan di kala waktu senggang ia sering berduet dengan Doyoung. Ia akan mengiringi nyanyian Doyoung dengan permainan pianonya. Kun begitu mencintai momen itu, dan itu menjadi salah satu hobinya.
Tapi, ada satu hobi yang berhasil Kun kembangkan. Yaitu, memasak. Itu merupakan keahlian lainnya yang selalu ia kembangkan setiap hari. Berkat kelebihan dapur di rumahnya, ia jadi memiliki ruang pribadi untuk bereksperimen dengan ide masakannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCK AND WIN [✓]
FanfictionDamai dan indahnya kehidupan Kun tiba-tiba hancur, karena sang kakak yakni Taeyong yang bersikeras mengungkapkan kebenaran bahwa Kun bukanlah anak kandung keluarga Eliezer. Seolah singgasananya direnggut paksa Kun nyaris tak bisa bertahan melawan ke...