75

152 31 8
                                    

Ada ekspansi yang berhasil.

Juga ada restu yang sukses dipetik.

Terkait kabar yang belum sampai hingga ke penjuru negeri. Sebagai pangeran ia harus sabar menguasai diri.

Di seberang peraduan ada hati yang didamba. Tersenyum manis, mewakilkan segala rasa pada awan putih di cakrawala.

Setiap inci yang ditemui bajak laut pada petanya terasa sama pentingnya dengan segala rencana di masa mendatang.

Teramat dalam ia mencinta. Batin mengaku bahwa ternyata beginilah indahnya jatuh cinta.

Menegangkan dan mendebarkan.

Sekarang jantungnya tak lagi sehat. Sebab, sering berdebar tak karuan. Di hadapan seorang makhluk Tuhan dambaan bernama Kun yang senang menghajarnya dengan senyuman semanis gula-gula.

Sumpah demi Tuhan. Ia lemah karenanya.

Hasrat untuk mencium dan mencumbu berkecamuk kuat dalam jiwa. Tapi kembali lagi ia sadar. Meskipun restu sudah tersimpan rapi di kantung celana, persoalan sentuh menyentuh masih jadi perkara lama.

Sial sungguh sial. Tuhan menghadiahinya cinta dengan bonus tak menguntungkan berwujud kakak ipar berjiwa singa.

Rrraarrr.

Yang siap menerkamnya hidup-hidup jika salah berprilaku pada sang adik tercinta.

"Hai,"

Sapaannya malu-malu. Rona merahnya jelas sekali. Terlukis lembut seperti permen kapas di atas awan.

Ya. Pipi putih dan rona merah itu terlalu cocok untuk jadi kombinasi.

Informasi sistim; Tipikal serangan cukup kuat. Dengan kisaran kerusakan sekitar lima puluh persen tepat di jantung.

Menghela nafas. Informasi diterima. Dan Lucas siap melancarkan serangan balasan.

"Marry Christmas, Love."

Kedua tangan terbuka lebar. Ada dada yang tampak menggoda kehangatannya. Dan Kun dengan senangnya meluncur bebas.

Uh~ harum maskulin dari seorang pujaan hati. Memenuhi paru-parunya dengan aroma kerajaan. Sekarang ia sedang berada dalam pelukan yang hangatnya mampu menyaingi pelukan sang kakak pertama.

"Sekarang sudah penghujung Januari. Lebih bagus kalau kau mempersiapkan Valentin. Kau telat datang, bahkan saat kami sibuk menyalakan kembang api kau malah menghilang tanpa kabar."

Keluhan langsung menghampiri, dan ia setia mendengarkan dengan ketulusan sepenuh hati.

Sadar bahwa cintanya hampir merajuk sedih, ia lantas cepat mengatur taktik.

"Rupanya telpon dan ribuan pesanku samasekali tak berarti. Baiklah, kalau begitu apa saja yang kau lakukan selama Natal ini?"

Lucas melepas pelukan. Kini di gantinya, dengan sentuhan hangat pada kedua bahu. Ia menatap Kun di hadapan, dengan mata nyaris tak berkedip.

Disingkapnya rambut yang menutupi kening, sebelum membubuhi dengan satu ciuman manis.

"Apa saja yang kau lakukan selama aku sibuk?"

Ada pertanyaan yang menarik. Membuat Kun memutar ingatan pada waktu-waktu yang telah berlalu.

"Tak banyak. Hanya berduaan saja dengan Johnny. Sesekali kami membuat kue bersama Jaemin dan Doyoung, dan itu sangat seru. Kau tahu, Johnny selalu jadi sasaranku dan Doyoung dalam perang tepung. Kami menikmati Natal ini, meskipun tak ada marshmellow night seperti dulu."

LUCK AND WIN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang