Doyoung menutup pintu dengan pelan. Dentuman terdengar samar, menggema di seluruh penjuru rumah. Kun sudah naik ke kamarnya lebih dulu, ia beralasan ingin segera mandi dan istirahat. Doyoung sempat mengingatkannya untuk makan malam atau minimal mengisi perutnya dengan sesuap makanan.
Sebisa mungkin ia bertingkah agar Kun tidak menaruh curiga padanya. Komitmennya sudah bulat untuk tidak memberitahu Kun tentang apa yang sedang terjadi.
Melihat ke sekeliling, seluruh lampu sudah di nyalakan sehingga menghasilkan cahaya terang. Saat ia tiba, mobil Johnny sudah terparkir apik di garasi tepat di samping mobil milik Taeyong. Paham kalau kedua saudaranya sudah pulang, Doyoung tak berniat sedikitpun untuk menemui keduanya. Terlebih hubungannya dengan Taeyong pun tak bisa di katakan baik. Niatan memberitahu mereka tentang keputusan vakum yang ia ambil, mungkin akan di tunda sampai esok hari. Lebih bagus lagi jika mereka berdua sudah mengetahui beritanya, jadi Doyoung tak perlu membuang tenaga untuk menjelaskan.
Menaiki tangga dengan langkah pelan, Doyoung masuk ke kamarnya dengan semangat yang menguap entah kemana. Hati dan fisiknya begitu lelah. Doyoung mengantuk, tapi matanya enggan untuk terpejam. Karena tak kunjung merasa nyaman, ia akhirnya terduduk. Melamun tak tentu arah di tepi ranjang.
Ia memikirkan berbagai kemungkinan buruk jika sampai keluarga Alexander mengetahui semua ini. Taeyong bukanlah orang yang bisa di atur dengan mudah. Orang itu pasti akan membongkar semuanya dengan tak berperasaan di saat Doyoung dan Johnny berjuang menutupinya rapat-rapat.
Perjodohan ini melibatkan mendiang kakek mereka dulu. Jika sampai pihak Alexander marah karena merasa di tipu, mereka bisa mengadukan semua ini kepada media juga semua koleganya. Dan jika itu sampai terjadi, bukan hanya nama baik, Kun juga akan jadi sasaran utama penuduhan semua pihak. Tak menutup kemungkinan keluarga Alexander mengira kalau Eliezer hanya ingin mengambil keuntungan.
Sicheng mungkin bisa menerima kesalahan ini dengan bijak, tapi tidak dengan keluarganya. Doyoung mengakui, meskipun umur Kun terpaut setahun lebih tua dari Sicheng, sifat kedewasaan yang di miliki Sicheng terlihat lebih menonjol. Tak heran jika Alexander menjadikan Sicheng sebagai pewaris utama. Dan dengan semua lelucon ini, bisa saja Alexander mengartikannya sebagai genderang perang. Ketaatan Alexander pada aturan dan janji begitu melegenda.
Itulah alasan mengapa keturunan Alexander begitu menjanjikan untuk di jadikan pasangan. Mungkin ini juga yang di pikirkan mendiang kakeknya dulu.
Arus kehidupan memang tak pernah bisa di terka, Doyoung saja kadang masih merasa kalau ini bagaikan mimpi, dan ia ingin segera terbangun. Walau kenyataan sudah terpampang jelas, Doyoung tetap ingin membantahnya. Ia ingin harmonisasi keluarganya kembali seperti sedia kala. Ia tak ingin sesuatu yang baru, sekalipun itu adalah yang terbaik Doyoung tetap ingin bertahan dalam kesalahan ini selamanya.
Karena menerima yang baru pun, belum tentu mampu menghilangkan masalah.
***
Sama seperti Doyoung, kantuk juga belum menghampiri Kun lagi. Padahal tadi ia bilang pada Doyoung kalau ia ingin segera istirahat. Tapi setelah membasuh wajahnya, rasa segar akibat air ternyata mampu menghilangkan kantuknya dalam sekejap.
Kun bangkit, lalu berjalan menuju tangga. Tapi langkahnya berbalik arah saat melihat kamar Doyoung yang pintunya tak tertutup rapat dengan lampu yang masih benderang.
Ia berjalan, lalu mengintip melalui celah. Dilihatnya, Doyoung sedang duduk melamun dengan wajah sedih. Ada rasa khawatir dan ingin tahu yang merambati hatinya, tapi Kun masih tahu privasi. Tak sopan rasanya, jika ia menghampiri Doyoung tiba-tiba lalu menanyakan mengapa ia bersedih? Seakrab apapun ia pada Doyoung, Doyoung tetaplah kakaknya yang wajib ia hormati. Biarlah Doyoung sendiri untuk memikirkan masalahnya, kalaupun nanti Doyoung datang padanya untuk meminta bantuan Kun berjanji akan membantu sekuat tenaga.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCK AND WIN [✓]
FanfictionDamai dan indahnya kehidupan Kun tiba-tiba hancur, karena sang kakak yakni Taeyong yang bersikeras mengungkapkan kebenaran bahwa Kun bukanlah anak kandung keluarga Eliezer. Seolah singgasananya direnggut paksa Kun nyaris tak bisa bertahan melawan ke...