74

161 34 12
                                    

PIAGET.

Altiplano automatic gem-set skeleton, model G0A38125, kotak jam diameter 40 mm, dari bahan emas putih, lapisan belakang bahan safir, mekanisme pemutaran otomatis, dapat menyimpan tenaga hingga 44 jam, tali jam kulit warna hitam.

Tipe yang jauh lebih mewah karena bagian muka jam Skeleton bertabur batu mulia yang semakin menambah nilai kemewahan itu sendiri.

Oke.

Deskripsi di atas tadi, adalah jerit penderitaan Doyoung setelah melihat kado milik Kun.

Mereka sedang mengelap peluh. Baru saja terjadi perlombaan jeritan. Mempertandingkan siapa yang paling antusias melihat benda mahal itu.

Iya. Doyoung sekarang sedang mengigit bantal. Ia ingin yang seperti itu juga.

Dunia ... oh bukan! Tapi kakaknya. Sungguh tak adil.

Kun berkencan bersama PIAGET. Jaemin bersama Montblanc. Menghela nafas. Doyoung siap iri sekarang juga.

"Kau harusnya bersyukur. Tahu tidak? Kalau Stephen Webster  terkenal dengan desainnya yang tidak biasa dan ceria. Serasi dengan kepribadianmu, apalagi kau sendiri seorang entertainer."

Benar. Sangat-sangat benar. Cincin yang bisa disematkan di tiga jari itu, memang bukan main mewahnya. Doyoung seketika membayangkan memakainya pada sebuah acara atau di atas panggung dalam aksi nyanyian dan tarian yang meliuk indah.

Wah! Betapa memukaunya!

Baiklah. Atas siraman rohani dari adiknya barusan, Doyoung kembali sadar hati.

"Oh iya, sudah mengucapakan selamat Natal pada kakak baik hati kita?"

Doyoung mengangkat alisnya. Kun melirik sekilas. "Belum, mungkin sehabis ini aku akan ke kamarnya. Dia pasti sedang bekerja."

Doyoung membenarkan kalimat terakhir. Memang kakak sulungnya itu sedikit gila dengan pekerjaannya. Kadang Doyoung merasa khawatir. Takut Johnny benar-benar jatuh hati pada sahamnya.

Gila. Sangat gila.

"Sadar tidak, sepulangnya dari London beberapa hari lalu, dia jadi lebih pendiam?"

Kun mengangguk. Kali ini dibarengi gumaman, "aku sangat menyadarinya. Kau tahu penyebabnya?"

Doyoung menggeleng, "aku mau bertanya pada Jeffrey, tapi dia tidak bisa dihubungi."

"Mungkin pacarmu itu sedang sibuk berkumpul dengan keluarganya. Keluarga Mikaylo selalu ramai berkumpul setiap Natal, Young."

Doyoung menarik satu bantal guling, lalu memeluknya. Kun, duduk manis di sampingnya. "Lihat saja nanti malam, pasti kita akan mencium aroma lezat s'mores dari arah seberang. Dan kuperingatkan ya, aku dan Jeffrey kami tidak berpacaran. Kami lebih betah menjalin hubungan tanpa ikatan status. Berbeda kasusnya dengan kau dan si pangeran Dominic."

Kun menatap sinis. Tapi pipinya merona manis. "Memangnya kami kenapa?" Ia berpura-pura tak tahu.

Doyoung menunjuk-nunjuk wajah Kun dengan kejamnya. "Jangan pikir aku tidak tahu apa-apa saja yang terjadi di antara kalian saat di pesta waktu itu. Kau pulang larut malam nyaris menembus pagi. Dengan bibir merah seperti habis dihisap vampir. Cih! Mengerikan sekali bila masih tak mengaku."

Doyoung membuang muka. Lalu menopang dagu. Hardikan tadi teramat keras. Sampai membuat wajah Kun berubah panas.

"Kau menguntit. Iya kan?"

Tuduhan lagi. Kali ini Kun tak terima. Aduh. Waktu itu ia hampir kehilangan kendali. Tak bagus jika Doyoung tahu ia sampai mendesah saat dicium si pangeran berkali-kali.

LUCK AND WIN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang