Ada beberapa tempat indah dan menakjubkan yang pernah Kun singgahi, dan tentu saja ia sudah terbiasa dengan itu. Tapi, mengunjungi kastil si bungsu Dominic tetap membuatnya terkejut.
Kalem, elegan, nuansa lautan adalah sentuhan klasik yang menakjubkan, dan jangan lupakan sekumpulan tamu yang seluruhnya merupakan jajaran orang-orang penting yang—tentunya kalangan atas—sedang bercakap santai seolah mereka bukan siapa-siapa.
Beruntunglah ini merupakan kejutan yang indah. Sekiranya tak perlulah Kun merasa cemas salah mengambil langkah dan sikap. Ini bagaikan panggung panas. Gengsi, persaingan sosial dan arogansi bertebaran di mana-mana. Sekuat genggaman Lucas padanya, seketika Kun menghempaskan segala kesedihan di hatinya.
Tak peduli. Baginya sekarang ini adalah waktu yang tepat untuk menunjukan siapa kau sebenarnya.
Akan berbahaya kalau kau menginjak wajahmu sendiri di sini.
Bangkitlah dan kenakan topengmu.
"Oh Lucas, kau baru sampai?" seorang pria muda berusia di sekitar dua puluhan menghampiri mereka.
Kun menatapnya. Tak memperlihatkan sekali padahal Kun menilainya dari ujung rambut hingga ke ujung kaki.
Dibalut koleksi apik dari Valentino, dengan rambut perak yang berkilau, Kun yakin sosok muda ini bukan orang biasa.
Dari arah sebaliknya. Ada penilaian penuh ketelitian gengsi. Dan Kun menyadarinya. Seringai yang samar itu menelusuri, seolah tak memberi kesempatan untuknya bernafas.
"Kupikir kau datang sendiri," senyumnya terukir dengan mudah menatap pada Kun. Memberi kode agar memperkenalkan diri. Tapi Kun punya masalah tersendiri. Dimana keadaan sudah berubah. Ia tidak lagi bisa menyebutkan nama Eliezer sembarangan.
Jadi, dengan sedikit mengecewakan tentunya. Balasan Kun hanya berupa senyuman tipis. Harap maklum kalau ia tak mau memperkenalkan diri. Ada rahasia yang terlalu penting.
Lalu, bagaikan seorang pangeran pelindung abadinya. Dalam ayunan selembut angin di musim semi, terang-terangan Lucas mencium tangan Kun yang berada dalam genggamannya.
"Ya Hyuk, aku datang bersama seseorang." Lucas melirik Kun melalui penjuru mata. Sosok lembutnya seketika berselimutkan arogansi dan kesombongan yang kukuh.
Secepat itu sikap si pangeran berubah.
Situasi tertentu bisa membuat ia berubah drastis sampai seratus persen.
Hampir saja Kun kehilangan detak jantungnya. Itu serangan manis yang mengejutkan. Sedikit berbahaya bila kau tak bisa menahan diri saat godaan ada di sekitarmu. Dan untuk yang lain, ini bisa dikategorikan sebagai pembungkam segala pertanyaan.
Cukup lihat saja dan kau akan mengerti apa yang sedang terjadi.
Orang yang dipanggil Hyuk itu menutup mulutnya. Keterkejutan tampak jelas dalam tatapannya.
"Perlukah aku mengucapkan selamat?" Ia bertanya lalu mendekati Lucas. Dalam jarak yang bisa Kun lihat itu, ia membisik di telinga Lucas. Dan Kun berusaha keras agar bisa mendengarnya.
"Jadi, perempuan-perempuan itu sudah tak menarik lagi buatmu? Kau sungguh pintar. Yang ini, kelihatan mewah dan mahal."
WOW.
Kun hampir berteriak.
Seketika tangannya gatal. Jika saja ia memiliki sedikit keberanian Doyoung sudah dipastikan mulut lancang itu ia robek sampai berdarah-darah.
Kun takkan ragu melakukannya. Mewah dan mahal. Apakah mereka semua berpikir kalau ia sebuah ‘barang’? Apakah mereka menatap Kun seperti itu?
Dan...
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCK AND WIN [✓]
FanfictionDamai dan indahnya kehidupan Kun tiba-tiba hancur, karena sang kakak yakni Taeyong yang bersikeras mengungkapkan kebenaran bahwa Kun bukanlah anak kandung keluarga Eliezer. Seolah singgasananya direnggut paksa Kun nyaris tak bisa bertahan melawan ke...