Xiaojun sampai tiga puluh menit lebih awal. Bersama Yangyang, ia berjalan menuju ruang VIP yang sudah di bicarakan sebelumnya oleh si asisten.
Tak memperdulikan keramaian di sekitar, Xiaojun dan Yangyang terus berjalan menaiki anak tangga menuju lantai dua. Harum aroma wine menguar begitu kuat dan menggoda dari arah sebrang—tempat dimana gudang penyimpanan berbagai macam minuman berada.
Karena begitu seringnya Xiaojun singgah kemari, tak sulit baginya untuk menemukan tempat yang di maksudkan oleh Doyoung. Bahkan ia sudah sangat menghapal seluruh tata letak restoran ini.
Regular Kitchen selalu jadi tempat andalan Xiaojun untuk memanjakan lidah. Hampir seluruh menu yang di tawarkan pernah Xiaojun cicipi, dan herannya tak ada satupun menu yang cita rasanya mengecewakan. Mungkin Xiaojun bisa di sebut sebagai pelanggan setia, atau bahkan penggemar sejati.
Bahkan dulu Xiaojun pernah berkilah saat ia sedang makan malam bersama Yangyang untuk merayakan ulang tahun agensinya, kalau ia berhasil bertemu si pemilik restoran, ia akan melamarnya untuk di jadikan pasangan hidup. Selain mengundang dengusan sebal, ucapannya juga membuat Yangyang tersedak Cocktail.
Dan dengan murah hatinya Yangyang membalas, semoga harapannya tidak pernah terwujud, dan Xiaojun akan melajang sampai tua karena menyaksikan si pemilik restoran yang menikah dengan orang lain.
Di balas sekejam itu, Xiaojun tidak marah ia justru tersenyum senang sambil terus menyantap hidangannya. Ia terlihat begitu optimis apalagi saat mengetahui kalau si pemilik restoran ternyata seorang laki-laki.
Sinting. Itu kata Yangyang.
***
Berjalan tepat di belakang Xiaojun, secara naluriah Yangyang memelankan langkah saat melihat Xiaojun berhenti dan menghampiri seseorang yang sedang duduk membelakangi mereka. Tanpa perlu melihat pun sudah pasti itu Doyoung. Meskipun baru bertemu beberapa kali, postur tubuhnya begitu mudah di kenali.
Yangyang kemudian mengikuti Xiaojun untuk menghampiri Doyoung, memberi salam dan berjabat tangan. Perkenalan yang berjalan ringan seketika menghilangkan kecanggungan di antara mereka.
Setelah duduk manis mengelilingi meja, mereka bersitatap sebentar sebelum memulai percakapan.
"Jadi, bagaimana ceritanya kalian bisa sampai disini tanpa drama kebingungan sedikitpun?"
Doyoung mengutarakan keheranannya, awalnya ia mengira Xiaojun atau Yangyang akan menggunakan jasa pelayan untuk mengantarkan mereka kemari. Tapi jangankan kebingungan, bahkan mereka pun datang sama cepat sepertinya.
"Kami sudah sering kesini, itu jika kau bertanya-tanya,"
Yangyang mewakili jawaban Xiaojun yang langsung di angguki paham oleh Doyoung. Xiaojun sendiri terlihat acuh, ia justru malah sibuk melihat buku menu yang sudah tersedia untuk masing-masingnya.
Seolah kehilangan kata, Doyoung lumayan terkejut saat melihat Xiaojun tadi. Ia pikir Presdir agensi yang gencar menawarinya duet di tempo hari itu tidak semuda ini. Seketika Doyoung merasa salut, di usia semuda ini Xiaojun sanggup membuat agensi untuk menampung anak-anak muda berbakat yang tak jarang berusia lebih tua dari pada dirinya. Dan Doyoung merupakan salah satunya.
Melirik diam-diam pada Xiaojun, ia kembali menilik pada sikap acuhnya. Seolah kehadiran Doyoung disana hanyalah angin belaka. Ketimbang merasa kesal, Doyoung justru memahami sikap acuh tersebut. Itu wajar menurutnya, karena Johnny kakaknya pun menguarkan aura yang sama. Bahkan, Doyoung dan Kun sering menyebutnya aura penguasa.
"Kau sudah memesan makanan?"
Suara merdu Xiaojun membuyarkan lamunan. Doyoung menatap Xiaojun kemudian mengangguk pelan. "Sudah. Kau mau pesan apa? Perlu ku panggilkan pelayan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCK AND WIN [✓]
FanfictionDamai dan indahnya kehidupan Kun tiba-tiba hancur, karena sang kakak yakni Taeyong yang bersikeras mengungkapkan kebenaran bahwa Kun bukanlah anak kandung keluarga Eliezer. Seolah singgasananya direnggut paksa Kun nyaris tak bisa bertahan melawan ke...