68

166 28 1
                                    

Kun baru meneguk sedikit anggur putihnya saat bel berbunyi nyaring.

Doyoung dan Jeffrey sudah pergi setengah jam lalu. Dan sumpah! Kun baru tahu kalau mereka akan pergi menonton film.

Tapi, biarpun Doyoung tak mendampinginya lagi, Kun merasa lebih baik sekarang.

Setidaknya, ia sudah sangat siap untuk menuruni tangga, melangkah yakin dan membuka pintu dengan senyum manis andalannya.

Sosok tubuh tinggi yang dibalut setelan Armani itu terlihat sempurna di mata Kun.

Dengan lembut, Lucas meraih tangannya. Seperti biasa godaan selalu datang lebih cepat. Menelusuri Kun dengan pandangan menilai sambil mencium urat nadi di tangannya menjadi pilihan pertama Lucas untuk mengawali malam panjangnya.

"Selamat malam, Kun. Kau terlihat indah."

Saat kalimat itu berakhir Lucas sudah berhasil mencuri satu ciuman di punggung tangannya.

Kun? Hampir melebur dalam godaan.

"Terimakasih. Kau juga tampak hebat."

Mati-matian ia mengendalikan diri agar tidak tumbang. Sungguh Kun tak bisa berpaling. Berkali ia menanyakan apa semua ini sungguhan? Bukan mimpi belaka?

Dan sentuhan Lucas pada pinggangnya seakan menyadarkan bahwa ia sedang berada dalam sebuah kenyataan termanis sepanjang hidup.

Lucas menariknya mendekat. Melangkah perlahan. Agar masuk kedalam pelukannya.

"Siap untuk pergi denganku?" Ucapnya setelah memastikan Kun benar-benar ada di sampingnya. Dalam rengkuhannya.

"Tentu, aku juga sudah ijin pada Johnny." Jawaban Kun mengiringi rona merah pada pipi yang muncul perlahan.

"Bagus. Kalau begitu aku bisa tenang." Suara beratnya membuat Kun merinding. Terlebih mereka berjarak terlalu dekat.

Lucas, menuntun Kun menuju mobilnya yang berkilau seksi, selaras dengan pemiliknya.

Sebelum membuka pintu, Lucas menyandarkan Kun di sana. Dan Kun, dengan senang hati menikmati setiap langkahnya.

Membiarkan Kun menghadap padanya. Dalam cahaya remang pohon Cemara, Lucas bisa mencium aroma manis yang dipancarkan tubuh Kun, bersatu dengan angin malam yang segar.

Membuatnya hampir mabuk.

"Kau tahu, Kun? Aku suka bajumu. Atau lebih tepatnya, aku suka baju ini..." tangan itu meraih ujung kain di belakang pinggang Kun yang terbuka, "menempel di tubuhmu."

Lucas maju, hampir memeluknya. Selagi tangan dinginnya menyentuh kulit pinggang Kun, lalu menyusuri tulang punggungnya hingga ke tengkuk.

Kun menahan nafas. Mendadak udara di sekitarnya jadi terasa panas.

Dalam suara yang sedikit serak. Kun mencengkram lengan Lucas lumayan kencang. Sebagai simbol untuk berhenti menggodanya.

"Aku suka pria yang berpengetahuan tinggi. Ini koleksi nyonya Belleza. Salah satu rancangan terbaiknya."

Lucas menghentikan sentuhnya. Jemarinya dengan perlahan meninggalkan punggung Kun dalam jejak yang hangat. Lalu tangan itu, kembali meraih pinggangnya.

"Kau akan tetap indah, tak peduli mau siapapun perancang busananya."

Sekali lagi Lucas tersenyum. Dibukanya pintu di sisi Kun, lalu membiarkan Kun duduk dengan nyaman.

Gesit ia melangkah memutar. Mengitari mobil, lalu duduk di balik kemudi.

"Kau tidak bawa supir?" Pernyataan itu mengalir begitu saja dari benak Kun.

LUCK AND WIN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang