Sentuhan pertama angin musim dingin. Tanpa sentuhan dari sang kekasih lantas semuanya berubah jadi seburuk inflasi.
Oke. Bagi kalian yang belum tahu. Sekarang hari Senin dan angin dingin ini tiba-tiba mengingatkan Lucas pada satu keadaan buruk. Di mana ketika suatu negara mencetak uang terlalu banyak, berlebihan atau tak sesuai kebutuhan itu bisa mengakibatkan kenaikan harga barang dan penurunan nilai uang itu sendiri yang bisa pula disebut sebagai inflasi alias hyperinflation.
Ya ya ya. Ia tahu pikirannya pergi terlalu jauh. Lagipula inflasi bisa disebabkan oleh banyak hal. Tidak terikat oleh satu penyebab saja. Tapi perkara sang musuh bebuyutan-ini adalah Johnny-yang tiba-tiba gencar ingin membuka cabang bersama di luar negeri, setelah melihat peluang besar berhasil mengacaukan pikiran dan harinya.
Ia memang ambisius. Tapi sang ambisius ini sedang dimabuk cinta. Jadi, ini lumayan memuakkan.
Ia sudah menghubungi asistennya. Dan kabar bagus karena menurut informasi, harga dollar sedang cantik, pergerakan saham begitu mulus, dan kedudukan pasar properti sedang berada di puncak tertinggi.
Indah. Sungguh Senin yang indah. Tapi Kun belum memberi kabar sejak tadi, jadi inilah titik masalahnya.
Ia rindu. Tapi jika ia nekad menemui, jelas nyawa yang jadi ancaman. Sebab kakak iparnya tercatat lebih ganas dari singa kelaparan.
"Oke John, aku sudah meminta asistenku untuk memberi gambaran dan jawabannya akan datang dalam tiga puluh menit ke depan. Kuharap kau sabar dan minum saja kopimu. Hari masih pagi dan aku baru saja bangun. Kau bahkan tidak mengatakan apapun tentang rencanamu saat rapat kemarin, jadi jangan salahkan aku jika aku kebingungan seperti katak di tengah lapangan football."
Ya. Lucas kehilangan citra angkuhnya di depan calon kakak iparnya yang terhormat. Kabar ekspansi ini terlalu memusingkan. Sungguh ia ingin mati saja.
London dan segala persiapannya. Jika boleh ia ingin membunuh Johnny sekarang juga, lalu merampas segala harta kekayaannya, juga mengambil adiknya-ini Kun-untuk dimiliki sendiri.
Oke maaf. Ini hanya imajinasi.
"Kalau begitu kau katak yang beruntung karena berhasil mendapatkan ciuman manis yang merubahmu menjadi manusia lagi,"
Sebentar. Itu kalimat menusuk.
Sedikit banyaknya mengikatkan Lucas pada satu malam di mana ia dan Kun berkali-kali berciuman. Dan mengapa Johnny berkata demikian? Tentunya, ini bukan saat yang tepat untuk mendongeng. Hari sudah terlalu pagi untuk menceritakan awal mula seorang pangeran di kutuk menjadi katak hingga ciuman yang mengesankan.
Tapi kalimat tadi terlalu mustahil untuk dibantah. Johnny punya banyak mata-mata jadi tidak menutup kemungkinan ia bisa menguntitnya sampai ke benua Antartika.
Sinting.
"Jika kau termasuk makhluk hidup yang peka informasi, tentunya kau sudah tahu kalau musim dingin baru saja tiba. Dan Hongkong terlalu jauh untuk digapai dengan tubuh menggigil juga waktu sempit menuju Natal. Soal keuntungan aku sudah memperhitungkan. Dan keduanya sama-sama bagus. Tak ada alasan lain. London jadi yang pertama. Jeffrey pun sudah setuju dengan rencanaku. Tinggal kau dan kau tak punya pilihan."
Jelas tak punya. Ini pemaksaan bukan perencanaan. Lucas menahan diri untuk tak emosi.
Tenang. Dia calon kakak ipar. Lupakan segala dendam di masa lampau. Lupakan dendam di hari kemarin.
"Aku berhadapan dengan pengusaha sinting yang tetap bekerja di hari Natal. Sungguh sulit dipercaya bagaimana kau akan menyiapkan pohon Natalmu nanti?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCK AND WIN [✓]
FanfictionDamai dan indahnya kehidupan Kun tiba-tiba hancur, karena sang kakak yakni Taeyong yang bersikeras mengungkapkan kebenaran bahwa Kun bukanlah anak kandung keluarga Eliezer. Seolah singgasananya direnggut paksa Kun nyaris tak bisa bertahan melawan ke...