Gadis ini masih asik menyelamin mimpinya tak perduli dengan alarmnya yang sudah berbunyi beberapa kali.
Kriingg .. Kriiingg ...
Seseorang mematikan alarm tersebut dengan tatapan kesel ia pun memukul bokong sang gadis, sontak sang gadis mengaduh sambil membuka matanya
"Aaa, eomma itu benar-benar menyakitkan tahu bagaimana jika bokongku mengecil?, karna eomma terus memukul bokongku ini setiap kali eomma membangunkanku" aku menatapnya sambil mengelus bokongku yang dipukul oleh.
"Itu tidak akan terjadi bagaimana bisa bokong mengecil hanya karna terkena pukulan, cik kau ini cepat mandi dan bersiap untuk pergi sekolah" setelah mengucap itu eomma pergi meninggalku, aku yang masih kesal pun bergegas pergi kekamar mandi dan bersiap.
Tak butuh waktu lama aku selesai bersiap aku pun langsung menuju ruang makan dan mengambil roti yang sudah eomma buat untukku.
"Eomma aku pergi sekarang, aku sudah telambat" aku bergegas pergi dan tak lupa aku mencium pipi eomma.
Aku berjalan meninggalkan halaman rumahku dengan menggigit roti yang ada ditanganku, sebenarnya aku tak terlambat sama sekali hanya saja aku ingin melihat seorang malaikat yang ada disebelah rumahku ini.
Tepat waktu disaat aku melirik ke kanan tepatnya dirumah sebelahku aku melihat malaikat itu keluar dengan kemeja biru langitnya dan jas putih kebangganya yang ia sampirkan dilengan kirinya dan tangan kanannya ia gunakan untuk memegang kunci mobilnya, wah waktu yang pas bukan, aku langsung bergegas untuk menghampirinya dan menyapanya.
"Annyeong, selamat pagi dokter Yoon jenghan aku tersenyum padanya.
Iya malaikat yang kumaksud adalah Yoon jeonghan yang tampannya melebihi kadar ketampanan manusia, aku sendiri memang cukup akrab dengannya karna aku berteman baik dengannya meski aku 4tahun lebih muda darinya, bahkan kedua orang tua kami pun bersahabat.
Lebih tepatnya saat keluarga Yoon menempatin rumah sebelah, waktu itu eomma mengajakku untuk menyapa tetangga baru yang baru pindah tiga hari lalu dengan membawa kue buatan eomma, yah semejak hari itu aku mulai akrab dengannya.
Aku juga sangat suka mengikuti kemana pun ia pergi, menempel seperti prangko padanya tapi anehnya ia tak marah atau kesal ia bahkan malah menjagaku dan selalu mengajakku bermain bersama dengan adiknya yang dua tahun dibawahku.
Ia ikut tersenyum mendengar sapa pagi dariku "selamat pagi juga untuk (y/n)-ah, apa yang eommani buat kali ini untuk sarapanmu".
"Seperti biasa roti dengan selai stawberry kesukaanku kau mau" aku menyodorkan roti yang baru ku gigit tadi padanya, aku terkejut ketika ia memegang tanganku dan menariknya ia mengigit roti yang sedang ku pegang bukan disisi lain tapi mengigit ditempat yang sama yang sudah ku gigit tadi.
Aku mengerjap mataku berulang kali pasalnya aku sering menawarinya roti yang kubawa tapi ia selalu menjawab "eommaku juga membuat sarapan yang sama dengan yang eommani buat untukmu !!", tapi entah kenapa kali ini ia mau menerima tawaranku.
Ia tersenyum sambil mengusap kepalaku dan berujar "kaja, biar aku antar".
Aku hanya mengangguk dan masuk kedalam mobilnya, didalam mobil pun aku masih sibuk dengan pikiranku sendiri, pasalnya aku jadi teringat dengan chatanku dengan minji waktu tadi malam ia membahas tentang ia dengan kekasihnya meminum cola dengan satu sedotan.
Aku yang tak paham apa maksudnya menanyankan hal itu, kenapa ia terlihat sangat senang hanya menggunakan satu sedotan saja pikirku.
"Bodoh itu tandanya aku dan kekasihku berciuman secara tidak langsung", aku cukup terkejut dengan balas minji.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVENTEEN IMAGINE
RandomSeventeen x you disini tempatnya buat kalian ngehalu bareng.. bisa bayangin dong jadi bagian dari kehidupan para member seventeen meski halu.. Nantinya bukan hanya all member seventeen yang ada dicerita ini karena nantinya aku bakal masukin bebera...