Aku menatap Hansol Vernon, namja yang masih tertidur pulas di sampingku. Aku melihat lekuk wajahnya yang sempurna. Telunjukku perlahan menyentuh dan menyusuri setiap lekukannya, bibirku bergumam, "Ini adalah milikku." Saat sampai di bibirnya, tiba-tiba aku dikejutkan saat bibirnya terbuka dan menggigit telunjukku. Terkejut, aku langsung menarik jariku menjauh.
"Kenapa menggigit jariku?!" Aku menatapnya dengan kesal.
"Siapa suruh menggangguku dengan mengusap bibirku pakai telunjukmu? Kalau mau, jangan pakai telunjuk, tapi pakai ini." Vernon langsung menarik ku dan mencium ku. Aku mendorong tubuhnya sedikit agar menjauh dariku.
"Berhenti mencium ku, Hansol Vernon! Pergi mandi dan bersiaplah!" Aku beranjak duduk di tepi tempat tidurku sambil mengikat rambut.
"Tidak mau bermanja-manja dulu denganku?" Dia malah memelukku dari belakang dan menaruh dagunya di pundakku.
"Tidak, terima kasih. Kalau aku melakukannya, aku akan terlambat. Aku ada pemotretan hari ini," ujarku sambil menyingkirkan tangannya yang melingkar di pinggangku.
"Apa pemotretan mu lebih penting daripada aku? Suami mu ingin bersikap manja pada istrinya, tapi sepertinya istri model ku ini sedang terburu-buru," katanya sambil mengerucutkan bibir.
Yah, aku memang seorang model yang sudah menikah dengan pengusaha kaya bernama Hansol Vernon Chwe. Pernikahan kami masih terbilang baru, kami baru menikah 3 bulan lalu. Saat ini, aku memang masih aktif sebagai model, dan hubungan kami hanya orang terdekat kami yang mengetahuinya.
Penggemar ku hanya tahu jika aku dan Vernon masih berpacaran, mereka belum tahu jika kami sudah menikah. Aku akan memberitahu penggemar ku jika aku sudah benar-benar siap, dan saat itulah aku akan berhenti menjadi model.
Aku yang melihatnya seperti itu jadi gemas hingga akhirnya aku menariknya dan mencium bibirnya, melumat bibirnya. Tidak ada balasan darinya, jadi aku melepaskannya. Tapi sebelum benar-benar terlepas, ia menarik tengkukku untuk memperdalam ciumannya, dan ia juga mendudukkan ku di tepi tempat tidur. Aku melepas tautan kami, ia menempelkan dahinya dengan dahiku.
"Jam berapa kau selesai pemotretan hari ini?" Vernon membuka suaranya.
"Mungkin sampai malam. Kau mau menjemput ku?" Aku bergerak untuk memeluknya.
"Hari ini aku akan jadi manajer-mu," Vernon melepas pelukannya.
"Lalu apa yang Minji lakukan jika kau yang menjadi manajerku hari ini?" Aku menatapnya.
"Menjadi asistenku."
"Lalu kau tidak pergi ke kantor hari ini?"
"Hari ini biarkan Sofia yang mengurus semuanya agar dia belajar," Vernon mengusap pipiku.
"Cih, itu alasanmu saja," ucapku. Tiba-tiba aku mendengar suara ketukan pintu. Aku beranjak dan membukanya, melihat Minji sudah rapi.
"Pagi, Eonni! Apa kau sudah siap?"
"Tunggu sebentar, aku akan bersiap-siap sekarang."
"Baiklah, aku akan membuat sarapan untuk Eonni dan Vernon Oppa."
Aku bergegas bersiap-siap agar tidak terlambat. Setelah selesai, aku keluar dari kamarku, berjalan menghampiri Minji yang sedang sibuk membuat sarapan untukku dan Vernon.
"Kau sudah sarapan?" Aku mendudukkan diri di meja makan.
"Sudah, Eonni. Jadwal hari ini cukup padat. Kau hari ini ada syuting iklan dan pemotretan di tiga lokasi, mungkin kita akan sampai malam," ia menjelaskan semua rincian jadwalku hari ini. Aku hanya menjawabnya dengan menganggukkan kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVENTEEN IMAGINE
DiversosSeventeen x you disini tempatnya buat kalian ngehalu bareng.. bisa bayangin dong jadi bagian dari kehidupan para member seventeen meski halu.. Nantinya bukan hanya all member seventeen yang ada dicerita ini karena nantinya aku bakal masukin bebera...
