Aku melangkahkan kakiku memasuki kawasan sekolah yang sudah mulai ramai ini. Matahari pagi masih enggan bersinar penuh, namun riuhnya suara siswa-siswi sudah memenuhi setiap sudut. Aku mulai menyusuri lorong koridor sekolah, melihat beberapa siswa berkumpul, berbagi cerita, dan tertawa. Saat aku berbelok di ujung koridor, pandanganku tertumbuk pada sekumpulan Yeoja yang tengah mengerumuni seorang Namja, seolah dia adalah pusat gravitasi.
Dengan santai, aku melewatinya, berpura-pura tidak melihat kerumunan itu. Tapi, seperti yang sudah-sudah, namja itu memanggil namaku, membuat semua Yeoja yang mengelilinginya menoleh, berbisik, dan menatapku seolah aku ini alien yang baru turun dari langit.
"(Y/n)-ya!" seru namja itu, berjalan menghampiriku dengan senyum lebar yang selalu bisa meluluhkan hati banyak gadis.
Aku melihatnya mendekat, mencoba tetap tenang. "Untuk apa kau memanggilku, oppa?" bisikku sangat pelan padanya, berharap hanya dia yang mendengar. Aku tidak ingin menjadi pusat perhatian lebih lama lagi.
"Eomma bilang kau meninggalkan uang sakumu," dia juga ikut memelankan suaranya, seolah kami sedang berbagi rahasia besar.
"Kau bisa menitipkannya pada Chan, bukan? Lihat semua Yeoja itu, mereka menatapku seolah ingin menelanku hidup-hidup! Dengar, jika aku mendapat masalah karena ulahmu ini, aku tidak akan melepaskan mu, Kim Mingyu!" aku menahan amarahku, menatapnya dengan wajah yang mungkin sudah memerah padam.
Ya, Namja yang ku maksud itu adalah oppa-ku sendiri, Kim Mingyu. Dia memang cukup populer di sekolah. Bagaimana tidak? Sudah tampan, pintar, baik, ramah, dan sopan, siapa yang tidak menyukainya? Mungkin jika aku bukan Dongsaeng-nya, aku juga akan menyukainya. Tapi maaf saja, karena aku Dongsaeng-nya, aku tahu siapa dia sebenarnya. Percayalah, dia itu sangat menyebalkan jika sedang di rumah! Yah, dia memang ramah dan sopan, tapi tetap saja menyebalkan di mataku.
Memang aku melarangnya untuk memberitahu siapa pun kalau aku adalah Dongsaeng-nya. Aku tidak mau jadi 'tukang penitipan barang' dari para penggemarnya, atau mereka berteman denganku hanya karena ingin dekat dengan Mingyu Oppa.
"Araseo, tapi Chan belum datang. Aku baru saja dari kelas mu," dia kembali berbisik, sedikit cengengesan.
Tiba-tiba, salah satu dari yeoja di kerumunan itu berujar dengan nada sinis, "Apa yang sebenarnya kalian bicarakan? Kenapa berbisik seperti itu?"
"Haha, itu... Sunbae...?" Aku menatap Mingyu Oppa, meminta bantuannya. Dia hanya mengangkat bahu, mengabaikan ku.
"(Y/n)!"
Aku menoleh saat mendengar namaku dipanggil oleh seseorang yang sangat kukenal. Aku bisa melihatnya berlari menghampiriku, senyum cerah terukir di wajahnya.
"Huh, Hyung! Annyeong," dia menyapa Mingyu Oppa singkat. Lalu, dia menoleh padaku, "(Y/n)-ya, kau sudah mengerjakan tugas MTK-mu?"
"Wae?" tanyaku, bingung dengan pertanyaannya yang tiba-tiba.
"Boleh aku menyalin jawabanmu? Oke, ayo, sebentar lagi masuk, jadi kita harus bergegas. Sunbae, kami permisi," dia langsung menarik ku menjauh dari Mingyu oppa dan tatapan menusuk para penggemarnya.
Aku sedikit bersyukur lolos dari situasi canggung dengan para yeoja tadi, karena aku juga bingung harus menjawab apa pada mereka. Tidak mungkin juga aku bilang Mingyu oppa adalah oppa-ku dan dia berbisik karena uang sakuku tertinggal, jadi dia memberikannya padaku. Itu akan membuat keributan yang lebih besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVENTEEN IMAGINE
DiversosSeventeen x you disini tempatnya buat kalian ngehalu bareng.. bisa bayangin dong jadi bagian dari kehidupan para member seventeen meski halu.. Nantinya bukan hanya all member seventeen yang ada dicerita ini karena nantinya aku bakal masukin bebera...
