2 Minggu Berlalu...
Dua minggu berlalu begitu cepat, seolah waktu berpacu untuk menjauhkan diri dari bayang-bayang pesta ulang tahun perusahaan yang penuh gejolak itu. Sejak kejadian malam itu, hidupku menjelma menjadi pusaran kesibukan yang tak berkesudahan. Aku membenamkan diri dalam pekerjaan, berusaha sekuat tenaga untuk menghapus jejak kenangan pahit dan melenyapkan setiap inci perasaanku pada Jeonghan Oppa. Aku bertekad untuk melangkah maju.
Siang itu, aku duduk di meja kerjaku, jari-jariku menari di atas keyboard sambil meninjau email-email masuk. Laporan perkembangan proyek dari Tuan Im dan Tuan Kim memenuhi layar, menuntut perhatian penuh ku. Tiba-tiba, suara pintu ruanganku terbuka dengan sangat kasar, diikuti dentuman keras saat pintu dibanting, memecah konsentrasi ku.
Aku tersentak, menoleh dengan wajah terkejut. Sosok Jeonghan Oppa berdiri di ambang pintu, napasnya memburu. "Oppa se... maksudku, Jeonghan-ssi, apa yang sedang kau lakukan di kantorku?" suaraku tercekat, berusaha menjaga jarak.
"Berhenti berpura-pura dan ikut aku sekarang!" Tanpa aba-aba, ia menarik paksa tanganku, genggamannya erat.
"Kita mau ke mana? Aku harus menyelesaikan pekerjaanku sekarang!" Aku menahan diri, berusaha melepaskan genggamannya.
"APA PEKERJAAN LEBIH PENTING DARI HATIMU, HAH?!" Suaranya meninggi, membentak ku. Aku membulatkan mata, terkejut mendengar nada suaranya yang begitu keras.
Tiba-tiba, genggamannya melonggar, dan ia menarik ku ke dalam pelukannya. Aroma parfumnya yang khas memenuhi indra ku. "Maafkan aku, aku tak bisa terus seperti ini berpura-pura tak mengenalmu dan bertunangan dengan Yeonhee." Nada suaranya kini melunak, penuh kepedihan.
"Oppa..." Aku melepaskan pelukannya, menatapnya lurus. "Kau harus bisa. Bagaimanapun juga, orang tuamu telah memilih Yeonhee sebagai menantu mereka. Jadi lupakan aku dan ayo akhiri hubungan kita ini." Dengan hati-hati, aku mengusap pipinya, berusaha memancarkan senyum tipis, menyembunyikan badai di dalam dadaku.
"Bagaimanapun aku tetap mencintaimu, meski mereka memilih Yeonhee. Aku tak mau mengakhiri hubungan kita. Ayo beritahu mereka yang sebenarnya!" Ia kembali menarik tanganku, matanya memancarkan tekad.
Aku menahannya. "Oppa, jika kau memberitahu mereka, itu sama saja kau menyakiti hati semua orang, dan kau akan menjadi laki-laki brengsek, Oppa. Aku tak mau kau dicap seperti itu." Aku menatapnya, memohon pengertian.
"Lalu apa yang harus aku lakukan? Aku mencintaimu, bukan Yeonhee," ia memelukku lagi, seolah mencari perlindungan.
"Kau pasti bisa mencintainya. Sebelum itu, lupakan aku dan buka hatimu untuknya." Aku melepaskan pelukannya, berharap kata-kataku bisa menembus dinding hatinya.
1 Tahun Berlalu..
Republik Ceko, Praha...
Satu tahun berlalu. Aku menjalani hidupku di Praha, Republik Ceko, dengan perasaan yang campur aduk. Ada kebahagiaan yang kurasakan, namun tak bisa ku pungkiri, sebagian dari diriku terasa hampa. Hampa karena ketiadaan seseorang yang pernah mengisi setiap relung hatiku. Aku memutuskan pindah ke Ceko setahun yang lalu, sebuah pelarian dari segala kenangan dan komplikasi yang membelengguku.
Setelah semua proyek yang ku tangani rampung, aku segera mengajukan pengunduran diri dari perusahaan. Kang Deopyonim, bosku, awalnya kecewa dengan keputusanku. Namun, setelah kubilang aku akan menikah dan ikut suamiku, ia akhirnya menyetujuinya. Tentu saja, itu hanyalah akal-akalan belaka. Jika tidak begitu, ia tak akan pernah melepaskan ku dari perusahaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVENTEEN IMAGINE
AcakSeventeen x you disini tempatnya buat kalian ngehalu bareng.. bisa bayangin dong jadi bagian dari kehidupan para member seventeen meski halu.. Nantinya bukan hanya all member seventeen yang ada dicerita ini karena nantinya aku bakal masukin bebera...
