Seventeen x you
disini tempatnya buat kalian ngehalu bareng..
bisa bayangin dong jadi bagian dari kehidupan para member seventeen meski halu..
Nantinya bukan hanya all member seventeen yang ada dicerita ini karena nantinya aku bakal masukin bebera...
Perlahan kelopak mataku terbuka, menangkap sosok gadis di hadapanku yang masih terlelap. Sebuah senyum tipis terukir di bibirku melihatnya tidur dengan begitu tenang. Senyum itu semakin mengembang tatkala ingatan tentang malam yang baru saja kami lewati bersama (y/n) menyeruak. Yah, gadis yang ku maksud itu adalah (y/n). Aku mengusap lembut pipinya, takut sekali membuatnya terbangun. Kami memang baru saja melakukan hal ‘itu’ semalam.
Aku merapatkan pelukanku padanya, menyalurkan rindu yang telah ku bendung selama seminggu ini. Aku dan (y/n) memang sempat tidak bertemu karena kesibukan masing-masing. Biasanya, aku selalu mengantar atau menjemputnya sebelum aku membuka kafe milikku.
Waktu kami untuk bertemu memang semakin berkurang sejak aku lulus dan sibuk mengurus kafe peninggalan Eomma-ku. Untungnya, (y/n) selalu datang ke apartemenku atau bahkan ke kafe, jadi rinduku padanya sedikit terobati. Namun, seminggu kemarin ia benar-benar sibuk dengan ujiannya, membuatnya tidak bisa menemui ku. Begitu pula denganku yang tidak bisa mengantar dan menjemputnya. Alhasil, aku dan (y/n) tidak bertemu sama sekali selama seminggu ini.
Aku mengecup pelan bibirnya sekilas, lalu beranjak dari ranjang untuk mandi dan menyiapkan sarapan.
“Aku akan bangun duluan, kau lanjutkan saja tidurmu,” ucapku pelan, membenarkan selimut yang menyelimuti tubuhnya.
“Saranghae,” bisikku, mengecup bibirnya lagi.
Setelah itu, aku berjalan menuju kamar mandi di dalam kamarku.
Aku masih sibuk di dapur, berkutat membuat nasi goreng kimchi kesukaan (y/n). Tak lama kemudian, aku dikejutkan oleh sepasang lengan yang memelukku dari belakang. Yah, siapa lagi jika bukan (y/n).
“Kau sudah bangun?” tanyaku, masih fokus mengaduk nasi goreng.
“Hm, kenapa oppa tidak membangunkan aku tadi?” ucapnya, mengeratkan pelukannya.
“Aku tidak akan tega membangunkan mu saat kau sedang tidur pulas,” jawabku, mengusap lembut tangan yang melingkar di perutku.
“Seharusnya Oppa bangunkan aku saja, lihat kita jadi terlambat seperti ini karena aku bangun kesiangan,” ia berbicara sambil melepaskan pelukannya.
Aku membalikkan tubuhku untuk menatapnya. Namun, betapa terkejutnya aku saat melihat ia berpakaian seperti itu lagi. Yah, celana pendek di atas lututnya. Kardigan rajut longgar dengan kaos putih polos dan celana pendek jeans
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“Hai, kenapa kau memakai seperti itu lagi?” ucapku, menatapnya dengan pandangan tak percaya.
“Aku hanya memakainya di depanmu, Oppa. Aku akan ganti saat kita pergi nanti,” jawabnya dengan cengir.