THE8 (2 End)

1.6K 150 6
                                        

Aku kembali menghembuskan nafasku saat mengingat apa yang dikatakan Dokter yang menangani Mingyu tadi. Bahkan Mingyu mengalami amnesia. Ingatan yang ia miliki sekarang adalah ingatan saat ia menyelamatkan aku dan Seokyung ketika kami hendak tertabrak motor, saat hendak menyeberang di dekat rumah Seokyung waktu itu. Kebetulan Mingyu lewat lalu ia berlari ke arah kami dan mendorong kami sehingga ia lah yang tertabrak.

Aku melirik Minghao yang tengah duduk di hadapanku dengan menyilangkan kedua tangan di depan dadanya. Aku mendengar ia menghembuskan napasnya dan membenarkan duduknya.

"(Y/n)-ya, apa sebaiknya kau bilang pada Mingyu bahwa kau adalah kekasihku dan kita akan menikah dua bulan lagi?" ia berbicara sambil meraih tanganku.

"Minghao, aku tidak bisa. Maksudku, aku tidak tega mengatakannya dalam keadaan seperti ini, apalagi mengatakan hal yang kau katakan tadi," ucapku sambil menatapnya.

"Baiklah, aku akan mengizinkanmu untuk menjadi kekasih pura-pura nya, tapi hanya dua bulan, tidak lebih. Jika dalam dua bulan ia tidak ada perkembangan, kau harus memberitahunya bahwa kau adalah kekasihku sekaligus tunanganku, dan kita akan menikah," ucapnya sambil menatapku.

"Gomawo, karena kau sudah mengerti diriku," aku tersenyum padanya.

"Iya, ya sudah istirahatlah, ini sudah malam. Aku juga akan pulang sekarang, bye. Sampaikan salamku untuk orang tuamu," ucapnya sambil berjalan keluar rumahku.

"Iya, hati-hati di jalan," ucapku.

Ia hanya mengangguk sambil mengecup bibirku sekilas dan berjalan menuju ke mobilnya.

Aku melambaikan tanganku ketika mobilnya meninggalkan pekarangan rumahku. Aku berjalan masuk ke kamarku dan mengingat kejadian tadi siang.







Beberapa menit yang lalu...

"Tuan Kim, sepertinya kau salah mengingat tahun saat ini," ucap Dokter.

"Apa maksudmu, Dokter? Ini tahun 2010, kan?" ucap Mingyu.

"Mingyu sayang, dengarkan Eomma. Sekarang bukan tahun 2010, sekarang sudah 2019," aku melihat Eomma Mingyu mengusap lengan Mingyu.

"2019? Eomma tidak sedang berbohong, kan, padaku?" ia berbicara sambil menatap Eomma-nya.
Eomma Mingyu mengangguk.

"Lalu siapa Namja yang berdiri di samping Seokyung? Dan bagaimana hubungan ku dengan mu?" ucap Mingyu sambil menatapku.

"Dia Minghao, temanku. Kau dan (y/n) sudah berkencan saja tiga tahun lalu sejak kita lulus kuliah," ucap Seokyung sambil menatapku.

Aku hanya tersenyum hambar padanya dan menoleh pada Minghao.

"Nyonya, Tuan, bisa kita berbicara di luar?" ucap dokter.

"Ne, Dok, ayo (y/n)-ya, kau juga ikut bersama kami," ucap Eomma Mingyu.

"Mi-Mingyu, aku keluar sebentar," ucapku.

Saat kami di luar, Dokter yang menangani Mingyu langsung berbicara pada kami.

"Ia mengalami amnesia. Ingatannya kembali ke tahun ketika ia mengalami kecelakaan waktu itu," ucap Dokter yang menangani Mingyu.

"Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk menyembuhkannya, Dok?" ucap Eomma Mingyu.

"Sebaiknya kita mencoba perlahan memberitahu tentang apa saja yang sudah dilewati," ucap Dokter itu.

"Baiklah, lakukan apa pun untuk kesembuhan anak kami, Dok," appa Mingyu akhirnya membuka suaranya.

"Tentu, Tuan. Kalau begitu saya permisi."

Eomma, appa Mingyu, dan aku hanya mengangguk sambil sedikit membungkuk padanya, dan saat Dokter itu sudah menjauh aku melihat Eomma Mingyu menatapku.

SEVENTEEN IMAGINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang