Semakin hari aku semakin dekat dengan dokter choi, seperti pada dokter Han aku menceritakan yang terjadi pada ku dan kenapa aku bisa berakhir disini. Dia menjadi salah satu teman ku lebih tepatnya orang yang sangat spesial untuk hatiku.
Salahkah aku jika aku menyukainya, aku tahu aku tak pantas untuknya gadis yang selalu dianggap gila dan pembunuh ini malah dengan tak tahu diri menyukainya namja yang sangat sempurna sepertinya.
Aku sadar dan aku langsung membuang jauh rasa suka ku padanya, karna bagaimana pun ia takkan bisa ku miliki dan ia hanya menganggap ku sebagai pasiennya. Saat ini aku sedang menunggu perawat kim datang untuk mengantar ku pergi ketaman rumah sakit ini.
Aku menoleh saat mendengar pintu kamar ku terbuka aku melihat perawat kim membawa buket bunga ditangannya "buket bunga lagi??" aku menghampirinya sambil tersenyum.
Ia meletakkan buketnya dimeja "Eung, sepertinya nona punya penggemar sekarang" ia tersenyum pada ku.
"Cih kau ini, kaja aku tak sabar ingin menggambar bunga yang kau bilang baru mekar itu" ucap ku dengan nada gembira.
"Iya.. Iya ayo" ia mengambil peralatan ku dan membawanya.
Kami sedang berjalan menuju taman rumah sakit dengan bercanda ria seolah aku bukan pasien dirumah sakit ini. Saat aku melihat kearah depan aku melihat dokter choi yang sedang berjalan berlawan arah dengan ku, aku melihat ia berjalan dengan seorang yeoja yang sangat cantik.
Entah kenapa hati merasa sakit melihatnya tersenyum pada yeoja itu. Aku menghembuskan napas ku dan berusaha tak memperdulikannya dan kembali mendengar lelucon perawat kim. Aku juga menariknya untuk berjalan memutar untuk sampai taman agar tak berpapasan dengan dokter choi dan yeoja itu.
"Nona kau memilih jalan memutar tadi padahal kan kita akan cepat sampai jika melewati jalan tadi" perawat kim mendudukan dirinya disamping ku yang tengah sibuk memerhatikan bunga yang ku tanam.
"Perawat kim sepertinya akhir-akhir ini kau sangat banyak bicara?? Wae?? Kau salah minum obat atau kau sedang jatuh cinta??" aku menatapnya.
"Ah aniyo, mian jika kau terganggu" ia merundukan kepalannya.
"Hai gwaenchanha, aku malah suka setidaknya pikiran ku teralihkan" aku menepuk-nepuk bahunya.
Ia mengangkat kepalanya kembali sambil menatap ku "huh, mengalihkan pikiran mu?? Ah maja mengalihkan pikiran mu dari dokter choi kan agar kau tak memikirkannya terus" ia menatap ku sambil tersenyum.
"Mworago??" aku mengerjapkan mata ku sambil menatapnya.
"Ayolah nona jangan terkejut seperti, aku tahu kalau kau suka pa.." aku membekap mulutnya untuk menghentikan perkataannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVENTEEN IMAGINE
RandomSeventeen x you disini tempatnya buat kalian ngehalu bareng.. bisa bayangin dong jadi bagian dari kehidupan para member seventeen meski halu.. Nantinya bukan hanya all member seventeen yang ada dicerita ini karena nantinya aku bakal masukin bebera...