6 Bulan Kemudian...
Sudah enam bulan sejak hari pernikahanku dengan Jun. Kehidupanku bersamanya terasa sangat bahagia. Jun tidak hanya menjagaku dengan penuh kasih sayang, tetapi juga Hyeonji. Yah, adikku itu tinggal bersama kami. Awalnya, Hyeonji berencana untuk tinggal bersama immo dan Samcheon, tetapi Jun meyakinkan ku bahwa tidak masalah jika Hyeonji tinggal di rumah kami.
Aku meregangkan tubuhku perlahan, lalu membuka mataku. Senyum tipis terukir di bibirku saat mengingat kejadian indah semalam yang ku lewati bersama Jun. Aku menepuk-nepuk pipiku, berusaha mengusir rona merah yang tiba-tiba muncul. Meskipun sudah sering melakukannya, aku selalu merasa malu setiap kali mengingat momen intim bersamanya.
"Jun!" panggilku, mencoba membangunkannya.
Namun, saat aku berbalik untuk melihatnya, aku tidak menemukan Jun di sisiku. Kasur di sampingku terasa dingin dan kosong.
Aku beranjak bangun dan meraih piyama Jun yang tergeletak di dekat nakas. Sepertinya ini piyama yang ia pakai semalam. Dengan langkah pelan, aku berjalan menuju kamar mandi dan membuka pintunya. Kosong. Dia tidak ada di sana.
"Jun! Jun, kau dimana?" aku memanggilnya lagi sambil berjalan menuju balkon.
Aku membuka pintu kaca balkon, berharap dia duduk di sana sambil menikmati udara pagi. Lagi-lagi, aku tidak menemukannya.
Aku memutuskan untuk keluar kamar dan mencarinya. Begitu aku melangkah keluar, mataku langsung menemukan sosoknya. Senyumku mengembang melihat Jun di dapur, sedang sibuk dengan sesuatu. Aku berjalan menghampirinya dan memeluknya dari belakang.
"Kamjagiya," Jun terkejut.
"Apa aku mengejutkanmu?" tanyaku, melepaskan pelukan dan berdiri di sampingnya.
"Sedikit," jawabnya sambil tersenyum hangat.
Saat aku hendak membalas, aku mendengar derap langkah kaki mendekat.
Dengan cepat, aku menarik Jun, menggunakan tubuhnya sebagai perisai.
"Oppa, ada pak..." ucapan Hyeonji terhenti saat ia melihat ke arahku dan Jun.
"Paket apa, Hyeonji?" tanya Jun.
"Ah, paket. Entahlah, kurirnya tidak memberitahuku, Oppa," jawab Hyeonji sambil menunjuk sebuah kotak di meja.
Yah, orang itu adalah Hyeonji, adikku.
"Kenapa kau masih di rumah, Hyeonji? Bukankah kau bilang ingin jogging kemarin?" tanyaku dari balik tubuh Jun.
"Aku baru saja kembali, Eonni," jawabnya.
"Ah, begitu."
"Iya. Tapi, kenapa Eonni bersembunyi di balik tubuh Jun Oppa?" tanyanya penasaran.
"Tidak apa-apa, aku hanya ingin saja," jawabku gugup.
Aku tidak ingin Hyeonji melihatku dalam keadaan seperti ini, hanya mengenakan piama Jun. Aku akan sangat malu jika dia tahu. Aku merutuki diriku sendiri. Seharusnya aku mandi dulu sebelum keluar kamar mencarinya.
"Terserah Eonni saja, deh. Oppa, paketnya ku taruh di sini, ya," ucapnya sambil berlalu.
"Eung, gomawo Hyeonji-ya."
"Pergi mandi sana, sebelum Hyeonji keluar lagi dari kamarnya," ucap Jun sambil membalikkan badannya menghadapku.
Aku hanya mengerucutkan bibirku dan berlari kecil. Saat berlari, kakiku tak sengaja menabrak sudut meja.
"Akhh!" Aku meringis dan mengusap kakiku yang sakit.
"Gwaenchanha, (y/n)-ya?" tanya Jun cemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVENTEEN IMAGINE
RandomSeventeen x you disini tempatnya buat kalian ngehalu bareng.. bisa bayangin dong jadi bagian dari kehidupan para member seventeen meski halu.. Nantinya bukan hanya all member seventeen yang ada dicerita ini karena nantinya aku bakal masukin bebera...
